Sepuluh Takjil dan Kita yang Menaruh Pinta || Puisi Dian Chandra
Kita menempuh keramaian pasar
Dengan sekantung uang
& perut yang lapar
Kita memilih-milih
Dengan segala perkiraan
Yang kita miliki
--saat-saat lidah libur seharian
& insting yang mendadak tumbuh
Kita kuatkan pilihan
Pada igik delimo, roket, pekempek
tekwan, mie ikan, serabi kuah durin
bolu kuci, hengkulun
& lemper
Kita pulang
Dengan hati lapang
Sembari menunggu maghrib
--dengan segala pinta
yang merambat
melalui jari-jemari kita
Toboali, 15 Maret 2024
Suasana berburu takjil (Sumber: Tribun)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H