Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

3 Contoh Puisi Prismatis, Singkat dan Bermakna Dalam

1 Maret 2024   13:22 Diperbarui: 1 Maret 2024   13:27 2260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi prismatis adalah sekerat puisi yang menggunakan pengimajian, majas, perlambangan, dan memiliki makna yang luas. Beberapa contoh puisi prismatis ialah Hujan Bulan Juni karya Sapardi, Malam Lebaran karya Sitor Situmorang, dan lain-lainnya. 

Beberapa berpendapat bahwa puisi prismatis tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Kalaupun menggunakan bahasa sehari-hari, seharusnya tidak mudah dipahami. Perlu beberapa kali baca untuk memahami isi puisi.

Berikut contoh puisi prismatis dengan bahasa sehari-hari, namun memiliki makna ganda dan luas, yang dapat memperkaya wawasan Anda:

FITOREMEDIASI|| Puisi Dian Chandra

malam-malam engkau merokok. menghabiskan tembakau. yang masih ingin menyucikan cemaran. yang bermukim di sana sini. 

sedang engkau menjadikan tembakau dalam gulita hidupnya. dalam balutan asap. yang membakar habis kebajikan. yang tuhan taruh di dalam sana. dalam-dalam. diam-diam.

tembakau merajuk. engkau takluk pada batang-batang rokok. yang kian gemar mencium bibir dan jari jemarimu. pada suatu hari yang santuy. pada suatu waktu yang kauumpat. pada suatu tafsir.

diam-diam, tembakau melepas kewarasan. ia telah mabuk nikotin. bersama kau. bersama-sama. 

Toboali, 24 Desember 2022

Contoh puisi prismatis lainnya, diperlukan pengetahuan perihal sejarah untuk mengetahui maknanya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun