Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lakso Habang || Puisi Dian Chandra

27 Oktober 2023   10:44 Diperbarui: 27 Oktober 2023   11:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greetingsisland.com

kukatakan, aku hendak memesan jaman
dengan segala kebaharuan
melalui satu cap lakso habang
yang ingatannya telah dikekalkan oleh anak cucu orang-orang tionghoa bangka

cap demi cap, dari daun mangkok dan atau simpur
kugantikan dengan segala wadah kekinian
yang praktis & memanjakan jaman
: tinggal seduh!

sedang ikan parang-parang tak akan kulelang
dari  pembaringannya yang nyaman
: ia akan kuberi makan
untuk pelengkap jaman
pada secangkir lakso
yang mulai go on

biar,
biar saja kurawat budaya makan lakso
melalui caraku
: iklan-iklan yang menjadi perantara kekekalan warisan leluhur, sejak seratus dua puluh tahun lalu; puisi-puisi & cerita kanak-kanak yang kutulis untuk diperdengarkan jauh sebelum kanak-kanak tertidur; dan lain-lain

Toboali, 20 Oktober 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun