Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Folklor || Puisi Dian Chandra

22 Oktober 2023   23:48 Diperbarui: 22 Oktober 2023   23:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


orang-orang tampak paling berani
menutupi gelap pekat malam
dengan kepura-puraan
yang menghibur langkah-langkah kaki
untuk dapat melesat
ke kedalaman hutan

orang-orang tampak paling tabah
menyembunyikan pelukan suara-suara binatang malam
yang membangkitkan bulu-bulu badan
lalu
adakah keberuntungan?

orang-orang tampak paling kuasa
mengarahkan obor pada redup cahaya
di sela-sela rimbun
yang hampir memasung keberanian
hingga gigil mendadak muncul
memunculkan ruh silam
yang menyambut orang-orang
dengan badan setinggi pohon
dan ikan-ikan mati yang bersembunyi di balik lidah
melimpahkan liur di sana sini
usai menyire

orang-orang tampak menanti pergantian hari
menahan jerit yang hendak meloncat ke luar
menahan ingatan yang hendak melahap segala kengerian
saat malam mengantar Mawang
yang masih mengemas segala nyire
menjauhkan keberuntungan yang belum sempat bersarang di nasib orang-orang

Toboali, 31 Maret 2022

Catatan:
Mawang adalah sejenis hantu hutan yang sangat suka menyire.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun