Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi-puisi yang Terendus di Hidungku | Puisi Dian Chandra

11 Oktober 2023   16:13 Diperbarui: 11 Oktober 2023   16:22 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-kamera-gelap-bayangan-hitam-9961810/


suatu pagi,
aku mencium bau puisi
di sisa sisa panci gosong
usai memasak air
semalam

setelahnya,
kutemui bahasa bayi
di rahimku sendiri
kami bercakap cakap perihal
bau puisi
yang mulai pesing
mungkin lupa memakai popok
semalam
: sebab ia terlalu pikun
untuk mengingat apa apa
di tubuhnya

aku menjeda napas, satu satu
sembari mengingat ingat
sisa sisa tulang ayam
yang disembunyikan tikus
: sebab bau bangkai merayap
di hidungku
serupa puisi yang tak bertuan
usai gagal viral

di suatu pagi,
aku telah ke mana mana
di mana mana mencium bau puisi
: ia yang sedang bertengger di batang hidung
burung kedasih
& lalu lalang kawanan semut
di tepi tepi jendela kamar

o, ia yang bersembunyi
pada bau sawah
: lihat pada kaki kaki burung bangau
yang bergelantungan di tangan pemburu
abal abal

o, ciumlah pada karat cincin kawinku
ini!

Toboali, 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun