Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepiting Olok || Puisi Dian Chandra

10 September 2023   19:18 Diperbarui: 10 September 2023   19:23 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jatimhariini.co.id

Kepiting Olok

keinginanku ialah duduk-duduk
bersama sepiring kepiting olok
sembari menyesap baik-baik aroma pengendaraan kepiting
dengan campuran keringat
usai mati dalam panas tungku api

ia, kepiting olok
berpadu dengan napasku
yang rakus membaui cangkang & capit

hingga membersihkan kenangan buruk

Toboali, 10 September 2023

Catatan:

Kepiting olok ialah kuliner lezat khas daerah  Probolinggo. Biasanya dibuat dari kepiting muda (olok). Kepiting mulanya dikukus, setelahnya daging kepiting dipisahkan dari cangkangnya. Untuk kemudian diolah dan dicampur dengan udang dan bumbu khas. Terakhir, dimasukkan kembali ke dalam cangkang. 

Mirip dengan ketam isi khas Belitung, ya? Bedanya, ketam isi Belitung digoreng hingga garing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun