Pada lautan biru yang luas dan dalam, gerombolan lumba-lumba saling beradu meloncat dan berenang. Menimbulkan riak-riak air yang cukup tinggi hingga mampu mengenai wajah Lei yang sedang duduk sendirian di atas batu karang.
Lei adalah seekor lumba-lumba kecil. Tak seperti biasanya hari ini Lei tak bersemangat saat diajak saudara-saudaranya untuk bermain air. Lei memisahkan diri, duduk di atas sebuah batu karang. Pandangannya jauh menuju daratan.
Tiba-tiba seekor putri duyung kecil datang menghampirinya dan menyapanya dengan ramah. Rupanya mereka telah saling mengenal.
"Hei Lei! Kenapa kamu tak bermain bersama saudara-saudaramu? Biasanya kamu sangat suka bila beradu renang. Bukankah kau selalu menang melawan mereka semua?" tanya si putri duyung yang bernama Puti itu.
Lei hanya diam tak menjawab. Pandangannya masih menuju daratan.
"Mengapa kau selalu melihat ke arah daratan?" tanya Puti.
Lei pun akhirnya menjawab, "Aku ingin melakukan sesuatu yang hebat. Tidak hanya bermain-main air saja." jawab Lei.
"Kalau begitu, ayo ikut aku menemui ayahku. Dewa Laut!" ajak Puti.
Lei menurut. Ia pun berenang, setelah meminta ijin saudara-saudaranya agar menyampaikan kepada kedua orang tuanya bahwa ia akan pergi ke istana Dewa Laut, di dalam lautan sana.
Lei dan Puti berenang menuju ke dasar laut yang dalam dan juga gelap. Sekian lama berenang mereka dapat melihat sebuah istana berdiri megah.
Kedatangan mereka disambut oleh dua hewan laut penjaga pintu gerbang, Si Ketam dan Si  Buntal. Si Ketam akan mencapit setiap hewan yang berniat jahat saat memasuki istana Dewa Laut, sedangkan Si Buntal akan mengembangkan diri dan mengeluarkan duri-duri dari badannya juga racunnya.