Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan untuk mengurangi limbah dan masalah pencemaran lingkungan lainnya (Greipsson, 2011). Dalam puisi berjudul Fitoremediasi, penulis hendak menunjukkan kegelisahannya terhadap manfaat tembakau yang disalahgunakan oleh para perokok. Merujuk berbagai sumber penelitian dikatakan bahwa pucuk daun tembakau dianggap sebagai salah satu tumbuhan yang tepat untuk proses fitoremediasi.
Dengan pengetahuan mengenai tembakau, fitoremediasi, dan rokok maka terciptalah sekerat puisi, yang tidak hanya indah tetapi juga memiliki makna dan pengetahuan bagi pembacanya
Pentingnya riset dalam menulis puisi, tidak hanya diperoleh melalui hasil penelitian secara ilmiah saja, melainkan juga dapat melalui pengalaman sendiri. Misalnya, pada puisi berjudul DI MANA-MANA AJAL MENDEKAT berikut:
padi tak jadi menua. sebab tikus-tikus sawah dan burung-burung belibis yang kekeh. telah mendahului kematiannya. dengan akar-akar yang dihinakan tikus-tikus. dengan biji-biji padi yang dimamah burung-burung belibis. siang dan malam.
ialah ajal. pada padi yang tak jadi apa-apa. pada petani yang mabuk keringat. membilang ingatan panjang: uang yang tak lagi berpulang di ceruk-ceruk celana.Â
ajal teruntuk anak istri. yang menanti dengan ketabahan yang paling tabah. biar berumah duka.
Â
Dalam puisi tersebut, jelas sekali penulis hendak menjabarkan secara singkat penelitiannya terhadap berbagai kejadian di suatu persawahan yang menyebabkan gagal panen hingga petani merasakan keputusasaan yang mendalam.
Puisi dengan riset dari pengalaman langsung tentu akan memberikan wawasan baru bagi pembacanya. Tanpa harus turun ke sawah, pembaca sudah dapat merasakan bagaimana suasana di persawahan, lengkap dengan segala problematika yang menyertainya.
Â
Jadi, masih meragukan riset dalam menulis puisi?