Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balabad

3 September 2022   13:19 Diperbarui: 3 September 2022   13:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BALABAD || Puisi Dian Chandra

608 saka, angin-angin merengkuh ingin
membersamai dapunta hyang menjemput ancala
di bhumijawa

ia ingin jejak-jejak dalam setiap kayuhan
yang diulah tandrun luah
menjadi anindya
serupa namanya
serupa titahnya
yang menjulang di mata dewa

dari kokoh kata-katanya
mengantarkan kandra kayet pada candramawa
takbetul taksalah
seolah gemuruh takdir
melimpah siksa di balik kuasa kata-kata

silsilah menjadi kesengsaraan
yang berwujud dalam rupa anak cucu
milik kandra kayet

segala berangin-angin
pada napas yang susut
yang memanggil-manggil keberanian
dalam gelombang
yang menyembunyikan acalapati
hingga raib sesudah menginjak tanah

Toboali, 2022

Catatan: Puisi terinspirasi dari isi Prasasti Kota Kapur masa Kadatuan Sriwijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun