BALABAD || Puisi Dian Chandra
608 saka, angin-angin merengkuh ingin
membersamai dapunta hyang menjemput ancala
di bhumijawa
ia ingin jejak-jejak dalam setiap kayuhan
yang diulah tandrun luah
menjadi anindya
serupa namanya
serupa titahnya
yang menjulang di mata dewa
dari kokoh kata-katanya
mengantarkan kandra kayet pada candramawa
takbetul taksalah
seolah gemuruh takdir
melimpah siksa di balik kuasa kata-kata
silsilah menjadi kesengsaraan
yang berwujud dalam rupa anak cucu
milik kandra kayet
segala berangin-angin
pada napas yang susut
yang memanggil-manggil keberanian
dalam gelombang
yang menyembunyikan acalapati
hingga raib sesudah menginjak tanah
Toboali, 2022
Catatan: Puisi terinspirasi dari isi Prasasti Kota Kapur masa Kadatuan Sriwijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H