mpu sindok, telah kutitahkan kau
memberi leluasa
pada para pandai besi
untuk menjaga candi di mananjung
merekalah manusia-manusia istimewa
yang sibuk memoles dunia
dengan besi, perunggu, tembaga, dan emas
yang paling ingat mati
berjalan sungguh-sungguh
menuju candi milik sendiri
tumbuh subur kepemilikan tuhan di sana
usai menempa kehidupan manusia
memekatkan janji penguasa
untuk menjaga kaum mereka
para pandai besi
yang paling beriman
tanpa strata
jangan ganggu
jangan ingkari titahku
yang memuat segala persumpahan dan kutuk
juga tulah
yang diamini segala makhluk
yang dihuni segala makhluk
mereka ialah pengantar kesengsaraan tak berkesudahan
selalu hidup dalam ayunan waktu
membaui segala pengacau
untuk meleburnya
dalam kehancuran
mengiris pengembaraan
sebagaimana raffles
dan minto
mendekap duka
hingga meruntuh waktu hidup
benar-benar habis
dimakan tumpukan kutuk
Toboali, 05 April 2022
Catatan:
Puisi terinspiasi dari Prasasti Sangguran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H