Seharian yang begitu melelahkan. Kira-kira begitu aku menggambarkan keadaan hari kemarin. Menghadapi orang bermacam ragam karakter. Ada yang easy a going, ada yang sangat positif ada yang sangat agamis. Juga ada yang menasehatiku bahwa aku harus jujur, tidak curang dan sabar. Sifat orang tidak ada yang bisa mengarahkan kecuali dirinya sendiri.
Beberapa - ketika aku mengamati - ada yang menempatkan seolah superiority dalam berinteraksi. Aku sendiri dalam menghadapi orang-orang yang begini, aku hanya mengalirkan diri tidak membendung apa yang diungkapkan. Sesekali aku menyela, itu pun hanya menambahkan beberapa penggal kata saja. Hanya kalau sudah soal prinsip yang aku pegang, maka aku lurus dalam menyampaikan. Tanpa basa-basi dan langsung pokok tujuan.
Pada orang yang sangat positif, sangatlah mudah untuk berinteraksi. Bahkan mungkin aku yang harus banyak belajar. Apa (sih) yang menurut anda, seseorang itu dikatakan positif? Pasti banyak lah ya. Menurutku, orang berpikiran terbuka dan positif itu tanda-tandanya banyak. Anda bisa mengenalinya dari cara senyum, cara bicara, cara menatap matanya pun aku bisa mengenalinya. Intonasi bicaranya pun, anda bisa mendeteksinya.
Pada orang-orang seperti ini ambillah pelajaran sebanyak-banyaknya. Mereka orang-orang baik yang mengimplementasikan ajaran-ajaran ilahiah di bumi ini. Tidak banyak orang yang begini. Oh ya aku ingin mengingatkan bahwa, orang jenis ini tidak mengenal jenjang pendidikan. Artinya jenjang pendidikan tidak serta-merta seseorang berperilaku terbuka dan positif.
Itulah ceritaku hari kemarin seharian, tentang apa yang aku telah menghadapinya. Sangat-sangat kompleks, sangat detail masuk ke dalam hati masing-masing karena memahami segala karakter dan masalah dalam hidup tiap orang. Harus sabar dan pengertian. Kepada mereka aku hanya menunjukkan hal-hal tentang pilihan-pilihan; (1) bagaimana jika pilihannya A, dan (2) bagaimana jika pilihannya B. Tidak lebih dari itu.
Jadi prinsipnya dalam berinteraksi dengan orang yang berlatar belakang macam-macam, maka saranku adalah:
- Hadapilah setiap orang dengan penuh hormat. Tanyakan sekolah anak-anaknya, istrinya. Kalau memungkinkan hafalkan nama-nama anggota keluarganya.
- Gunakan bahasa-bahasa yang menentramkan, karena semua orang - termasuk orang yang berpikir negative - sangat menyukai bahasa-bahasa yang menentramkan.
- Dalami setiap detail perasaannya saat diungkapkan, tapi jangan larut masuk dalam rinci kehidupannya. Jangan coba menawarkan solusi; tapi berikan pertimbangan-pertimbangan kalau itu pun diminta.
- Jika anda harus meng-counter hal yang kurang baik yang diucapkan oleh lawan bicara, lakukan dengan cara-cara yang lebih baik. Bukankah akhlak yang baik adalah obat bagi hati?
Semoga sharing ini berguna ya. Seharian kemarin memang melelahkan, tapi saya suka karena saya bisa berbagi dengan Anda. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberkahi kehidupan Anda semua, dan bisa saling membantu sesama.Â
Walaupun hanya sebait kata-kata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H