Mohon tunggu...
Hardi Ahmad
Hardi Ahmad Mohon Tunggu... -

Praktisi Human Resources (HR). Mengabdikan diri di salah satu perusahaan tambang. Walau begitu, sangat menyukai puisi, novel dan esai kehidupan. Mengagumi keistiqomahan dan kerendah-hatian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Novel, Mencerdaskan Anak

28 Maret 2017   21:07 Diperbarui: 21 Desember 2017   20:17 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan pada judul di atas mungkin bagi sebagian orang sulit untuk menyetujuinya. Apakah benar novel itu mencerdaskan, padahal isinya hanya sederetan tulisan yang hanya direka-reka belaka, tak lebih dari itu.  Pun setting ceritanya hanya berupa gambaran dalam bentuk kata-kata.  Apa yang menarik? Ups, nanti dulu. Jangan terlalu berprasangka, karena walaupun hanya berupa rentetan tulisan novel bisa mengajari kita.

Sebelum lebih jauh membahas tentang novel, saya ingin mengajak anda untuk menyetujui bahwa sebuah tulisan baik itu pendek maupun panjang sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.  Tulisan-tulisan juga menjadi sumber sejarah dalam peradaban manusia.  Sebelum media gambar menjadi suatu alat kekinian untuk mengungkapkan cerita tanpa kata, tulisan lebih dahulu memberikan wahana keilmuan pada jutaan manusia. Sudah terbukti itu.

Sekarang kita tengok tentang novel.  Novel memberikan banyak pelajaran karena di dalam novel itu ada plot cerita, ada tokoh protagonis & tokoh antagonis, ada penggunaan kata, ada penggunaan tanda baca dan ada warna-warna bahasa serta sopan santun dalam tutur kata.

Contoh saja ketika saya membaca Novel lama berjudul Musashi yang saya mulai sedikit lupa tentang alur ceritanya.  Tapi saya masih ingat betul siapa Musashi, padahal saya membaca novel karangan Eiji Yoshikawa ini ketika 20 tahun yang lalu.  Musashi adalah tokoh novel yang sebetulnya tokoh ini benar-benar ada di kala tahun 1600 pasca Perang Sekigahara.  Dia adalah seorang samurai yang berguru pada Takuan dengan gemblengan yang super ketat.  Musashi memilih jalan pedang dalam mengarungi kehidupannya setelah menjadi veteran perang.  Dia berlatih sangat keras seolah-olah menyiksa dirinya, baik raga maupun jiwanya.  Hasilnya?  Musashi menjadi tokoh samurai legendaris tak terkalahkan walaupun oleh para samurai-samurai dari perguruan terkenal di Jepang.

Coba sampai disini, anda bisa membayangkan; seandainya anak-anak anda menyelesaikan membaca novel Musashi itu, apakah anda masih berpikir, bahwa anak-anak anda sama dengan anak-anak yang tidak membaca novel tersebut.  Tidak bukan.

Satu hal saja, dari karakter Musashi - sang samurai itu, anak-anak kita bisa meniru tentang pola kedisiplinan.  Pada cerita novel legendaris ini, Musashi sungguh sadar akan kelemahan dirinya bahwa dia bukan orang yang cerdas, oleh karenanya dia harus belajar keras dalam samurai.  Sehingga dalam novel ini bisa ditebak, dia menjadi sangat matang dalam jalan pedang.

Itu baru satu contoh, kita belajar karakter disiplin seorang tokoh yang digambarkan dalam novel.  Sedangkan dalam sebuah novel ada banyak hal selain karakter.  Misalkan, ada banyak filosofi-filosofi yang ditulis singkat jelas berupa sebuah kalimat, atau filosofi-filosofi yang dilansir dalam sebuah dialog panjang.  Filosofi itu memperkaya konsep pembentukan pribadi akan kehidupan anak-anak kita.

Masih belum setuju bahwa membaca novel itu mencerdaskan ?

Persoalannya adalah, bagaimana menumbuhkan anak-anak kita semua agar suka membaca?  Ini menjadi satu persoalan penting.  Segudang novel tapi kalau anak-anak tidak suka membaca, tak ada artinya.

Bagaimana agar anak suka membaca? Nanti ya dibagi tips-nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun