Mohon tunggu...
Afternoon Hero
Afternoon Hero Mohon Tunggu... -

Every man dies, but not every man really lives.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SOS! Jokowi Memanggil Rakyat!

30 Januari 2015   16:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibarat permainan catur yg awalnya rumit, pelan2 terjawab sdh apa yg sbnrnya terjadi. Dari awal, saya tdk bisa mengerti apa keuntungan JKW memilih BG. JKW tdk memiliki beban masa lalu shg jawaban yang logis hanya satu: BG adalah titipan.

Cukup sekali dihantam jurus stabilo, KIH tdk mau dikerjain Jokowi lagi seperti kasus menteri kemarin. Kali ini semua dibikin simpel: Satu calon. Titik. Jgn ada ruang gerak lagi utk sang Presiden yg kelewat kreatif. Sepertinya saat itu JKW blm siap. Trik-nya adlh ilusi bahwa BG diperlukan untuk menghadang KMP dan masih ada KMP yang harus dilewati di DPR nanti. Umpan ini diterima.

Di luar perkiraan, tanda-2 KMP menolak tidak ada. (sy selalu kagum dgn DPR kita yg susah ditebak hehe). JKW mulai sadar dikerjain. KIH merasa mrk sdh memberikan ‘muka’ pada sang Presiden. Toh usulan berasal dari Kompolnas. KMP sudah dibereskan. DPR bulat setuju. Then what? Toh Presiden tidak wajib nanya KPK. Secara legal clear. Popularitas? Itu masalah 5 tahun nanti.

3 hr kemudian KPK bergerak menyatakan BG sbg tersangka. Mengapa KPK panik? Sepertinya kesepakatan di DPR sudah tercium. Di kisah sejarah manapun, hanya ada satu hal yg bisa menyatukan 2 pihak yang bertikai. Common enemy. Musuh yang sama yang jauh lebih berbahaya. BG adalah jendral untuk menghancurkan KPK.

JKW makin jelas membaca apa yg terjadi. Dalam pemilihan menteri, beliau lbh mementingkan posisi ekonomi dan sosial-pendidikan dgn anggapan jabatan politis Menkumham, Polhukam, Pertahanan dan Jaksa Agung adalah untuk fight KMP. Tetapi ternyata kisruh DPR sdh selesai. Skrg mrk bersatu dulu menyatukan kekuatan melawan KPK.

JKW mulai bermanuver dgn menunda permainan dgn tujuan agar rakyat berteriak melawan DPR. DPR juga tdk tinggal diam. Serangan demi serangan mulai dilancarkan. Penundaan Busyro, pembunuhan karakter AS sampai penangkapan BW. KIH lagi2 memberikan jalan keluar dgn menekan JKW membentuk Wantimpres yg memberikan rekomendasi melantik BG. Tujuannya jelas, meringankan beban pengambilan keputusan. JKW tetap tidak bergeming dan mengambil langkah diam utk buying time dan berpikir.

Jubir PDIP akhirnya mengeluarkan ancaman pemakzulan bahwa KIH akan menarik dukungan dan memberikan dateline lewat attack-dog nya. Namun tidak di-sangka2, JKW malah membentuk tim independen yg mencakup komponen Polri, KPK dan umum yg adil tanpa kepentingan. Rasanya tujuan tim ini adalah utk menunjukkan Wantimpres bukanlah keinginan beliau.

Berita terakhir hari ini JKW melakukan langkah yg tdk terduga siapa pun, bertemu Prabowo. Permainan kembali berubah total. Kita hanya bisa menduga apa lagi strategi JKW.

Terus terang sy sempat meragukan JKW pd minggu-2 kemarin. Saya akhirnya percaya lg bahwa JKW yang kt dukung msh bersama kita.

Entah apa yg terjadi di dalam sana tetapi apa pun hasilnya, I’m damn proud of my President. Banyak sekali jalan mudah yg bisa saja diambil tetapi beliau memilih untuk melawan. Apalagi stlh jubir tim 9 ‘menyampaikan’ pesan JKW pertama kalinya bahwa BG bukanlah pilihannya.

Itu adalah sebuah sign. SOS! Jokowi memanggil kita. Ironisnya, kumpulan terbesar oknum adalah DPR yg digaji dan dipilih kita. Mudah2-an kali ini, rakyat tidak meninggalkan JKW. Cukup sudah kita sukses dikerjain DPR untuk menertawakan dan meninggalkan Gus Dur yang melawan mrk. IMHO hanya 2 Presiden sipil ini yang benar-2 memiliki rakyat di hatinya.

Catatan Penutup:

Saya sempat berpikir bagaimana pertemuan dgn Prabowo bisa terjadi tanpa terdeteksi mengingat JKW dikelilingi org-2 Koalisi Besar. Apalagi sampai ada issue Mega buru2 ingin menemui JKW sebelum Prabowo walaupun tetap kecolongan.

Kemudian saya teringat saat sang Presiden lagi stres berat. Apa yang dilakukannya? Beliau pergi memeriksakan gigi sekalian bertemu sahabatnya. Sohib yang cerdas, nekad dan suka berlagak gila. Dan yang terpenting, JKW mempercayainya.

Semoga Tuhan memberkati dua orang ini.

Artikel lain: Mengapa Mereka Membenci Jokowi-Ahok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun