Gw bingung ni mw ngejelasinnya gimana, disatu sisi gw suka tapi disisi baik gw, gw gk suka ama cara mereka kayak gitu.
Disini gw bukan bahas soal masalah percintaan, tapi pendidikan. Seperti yang dibilang ama guru lessons gw kalo dia sama sekali gk setuju dengan system ujian terkini, yaitu "UJIAN NASIONAL".
Saat dia bilang TIDAK SETUJU gw bingung tuh, gw fikir-fikir ada untungnya buat gw, tapi itu memang perbuatan dosa di mata tuhan. Bayangin aja gan, UN sekarang banyak pemerintah bilang "Tidak ada soal yang bocor". Iya sih emang soal-nya gk bocor, TAPI kunci jawabannya yang bocor.
Dan sekarang gw udah mutusin untuk tidak setuju dengan adanya ujian nasional. KENAPA? ya itu dia tadi, hasil UN yang tidak bersih membuat ketidakseimbangan dalam lapangan pekerjaan.
Maaf nih gw ngomong gini, ini cuma rekronstruksi : Ada seorang anak badung yang bodoh, dan anak pintar. Anak badung menjalani UN dengan hasil menerima kunci jawaban hingga dia bisa mendapat nilai akhir UN 9,67. Sedangkaan anak pintar dengan kejujurannya mendapat nilai 6,40.
Naah, kaitannya dalam bidang pekerjaan, saat anak bodoh melamar kerja dia akan mendapat keuntungan dengan mudah mendapat pekerjaan, padahal di bidang pekerjaannya itu dia belum tentu bisa. Sedangkan anak yang pintar dan memiliki nilai UN rendah tadi lontang-lantung mencari pekerjaan.
Saat anak bodoh tadi kesulitan dalam bidang pekerjaannya, dia akan melakukan hal yang curang sama seperti apa yang dilakukannya saat dibangku SMA. Sehingga muncullah ketidakseimbangan dalam masalah pekerjaan.
Gw rasa itu kali yang buat Indonesia hancur. Sebenernya Indonesia ini merupakan negara yang cukup pintar, tetapi moral-moral para manusianya saja yang kurang terdidik.
Apakah notes saya ini dapat diterima??? Terserah anda menanggapinya bagaimana ...
Tapi, bila ada gerakan ANTI UN TEGAKKAN NEM gw akan menjadi orang pertama yang mendukung gerakan itu. Indonesia bakal maju bukan karena nilai UN gan, tapi skill yg dimiliki oleh para SDM.
http://faktadanpengetahuanmenarik.blogspot.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H