[caption id="attachment_173231" align="aligncenter" width="300" caption="George Duke"][/caption]
George Duke, kalau hari Minggu kemarin saya tidak bongkar-bongkar lemari mungkin saya tidak akan tahu musisi jazz dunia yang satu ini.
Ceritanya kemarin saya iseng merapihkan tumpukan CD musik milik ayah saya. Niatnya album-album tersebut kami convert ke mp3, lalu disimpan di harddisk saja. Sedangkan album fisik (CD, cover, dan lain-lain) disimpan di gudang agar hemat tempat. Nah ketika proses converting itu berlangsung, ayah saya memutar lagu George Duke yang berjudul “I Love You More”. Langsung saja saya nyeletuk
“Ayah gaul juga bisa suka lagu Daft Punk” “Hah? Lagunya siapa?”, ayah saya heran. “Daft Punk. Ini lagu Daft Punk kan?”, saya malah ikutan heran.
Tapi pertanyaan dan keheranan saya langsung terjawab dengan sendirinya. Lagu yang diputar ternyata memiliki intro yang sama dengan lagu milik Daft Punk yang berjudul “Digital Love”, tapi hanya sebatas intro. Selebihnya kedua lagu tersebut sama sekali berbeda.
“Loh kirain ini lagunya Daft Punk? Ini lagu siapa? Kok intronya sama persis?”, saya bertanya ke ayah sambil mengeraskan volume suara speaker sedikit. “Ini lagu George Duke”
Bermodalkan informasi itu saya langsung googling. Maksudnya, mau kroscek aja sih: masa iya musisi sekelas Daft Punk mencuri beat/irama milik musisi lain. Udah kayak musisi Indonesia aja yang hobi bikin lagu mirip-mirip, dan kualitasnya gak bagus pula. Tapi setelah dicek, ternyata semua pertanyaan saya bisa ditemukan jawabannya di wikipedia. Jadi George Duke memang musisi berpengaruh di dunia musik jazz. Buktinya beberapa lagunya digunakan beat/iramanya sebagai sampling di karya-karya musisi lain, seperti:
- Lagu “Guilty”, digunakan Mylo untuk lagunya “Guilty of Love”
- Lagu “For Love” digunakan MF Doom untuk lagunya “I Hear Voices”
- Sampai musisi sekaliber Kanye West pun menggunakan lagu George Duke yang berjudul “Someday” untuk samplingnya.
- Rapper Ice Cube juga menggunakan “Reach For It” untuk lagunya yang berjudul “True To The Game.”
Melihat deretan nama musisi besar yang ‘mencomot’ karya-karya George Duke membuat saya penasaran lebih jauh lagi. Akhirnya saya googling lebih banyak untuk cari tahu soal kebesaran maestro jazz fusion satu ini. Dan tampaknya saya ketinggalan berita: ternyata george Duke sudah pernah tampil di Jakarta international Java Jazz Festival bulan Maret 2012 kemarin. Oh damn. Tapi setidaknya berkat googling saya jadi tahu kalau.... George Duke baru saja merampungkan kerjasama dengan musisi tanah air kita yang bernama Jay Alatas! Wow! Saya jadi tidak sabar menunggu album berjudul ‘Magnificent Tomorrow’ tersebut resmi dirilis. Sebab saya yakin kolaborasi Jay Alatas dan George Duke ini akan jadi jawaban atas minimnya musik berkualitas di negara kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H