Mohon tunggu...
Hartoni Sucipto
Hartoni Sucipto Mohon Tunggu... -

Reporter Timeline

Selanjutnya

Tutup

Politik

Timses Jokowi-Ahok Pecah Gara-gara Boy Sadikin?

31 Mei 2012   11:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:33 6545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_179960" align="alignleft" width="288" caption="Jokowi (Sumber: Republika.co.id)"][/caption] Pecahnya Tim Sukses (Timses) Jokowi-Ahok lagi-lagi dibicarakan dengan serius di Timeline Twitter. Tidak tanggung-tanggung, kali ini yang berbicara adalah akun anonim kontroversial @ratu_adil yang dikenal sebagian publik Twitterland sebagai akun penyebar info-info menarik seputar masalah-masalah yang sedang merebak di khalayak. Sebelumnya, di artikel ‘reportase Timeline’ saya terdahulu, akun @guruh_tama sempat mengulik masalah yang sama. Tambahan info dari akun @ratu_adil mungkin akan memperjelas duduk perkara pecahnya timses Jokowi-Ahok.

Sebelumnya, timses Jokowi-Ahok tersandung perkara pencatutan nama beberapa tokoh termasuk Najwa Shihab dan Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di situs kampanye mereka.

Kembali ke soal pecahnya timses Jokowi-Ahok, perpecahan itu ditengarai disebabkan oleh tiga kendala, yaitu:

Kendala 1 : Tim intinya pada rebutan kendali, antara Hasan Nasbi, Iwan Piliang sama Eep Saefullah

Kendala 2 : Jokowi terlalu mendahulukan orang-orang bertitel ato yang punya gelar akademis

Kendala 3 : Jokowi terlalu mendahulukan golongan tua

Menurut keterangan akun @ratu_adil, dari hasil ngobrol-ngobrolnya dengan aktivis Tunas Indonesia Raya (TIDAR) — organisasi sayap kepemudaan di bawah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) — didapat info bahwa memang Jokowi lebih memihak pada golongan tua dan orang-orang yang bertitel.

"Salah satu hambatannya ada di Pak BS, seringkali agenda kita terganjal di Pak BS itu," ujar pemuda aktivis Tidar tersebut.

Siapakah Pak BS yang dimaksud? Beliau adalah orang PDIP yang sempat berencana maju jadi calon Gubernur sebelum Jokowi resmi ditunjuk. Pak BS ini juga adalah anak mantan gubernur Jakarta di masa silam yang masih terkenal sampai sekarang.

Sayangnya, ketika @ratu_adil berusaha mengkonfirmasi apakah kegagalan BS menjadi calon gubernur DKI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang membuat beliau sengaja menghambat kinerja timses Jokowi-Ahok, aktivis Tidar tersebut tidak berani mengatakan bahwa memang ada unsur kesengajaan.

Beberapa akun secara spontan menduga Pak BS yang dimaksud adalah Boy Sadikin. Tetapi belum ada konfirmasi pasti dari akun @ratu_adil.

Mengenai apa betul ada pertarungan antara Hasan Nasbi, Iwan Piliang dan Eep Saefulloh dalam timses Jokowi, aktivis Tidar ini juga mengaku kurang tahu.

Untuk mempertajam akurasi, akun @ratu_adil menyebutkan bahwa dirinya sempat menggali informasi dari salah seorang ‘teman’ di PDIP untuk mengetahui apa betul ada pertarungan Hasan, Iwan Piliang dan Eep di internal timses Jokowi-Ahok.

Dan ternyata, orang dalam’ PDIP itu membenarkan adanya perseteruan antara Hasan Nasbi, Iwan Piliang dan Eep dalam timses Jokowi-Ahok.

"Memang betul ada keributan dari 3 konsultan gak jelas itu,” ujar ‘orang dalam’ PDIP tersebut, “"Tapi lo mesti tahu, Hasan, Iwan Piliang dan Eep itu bukan konsultan resmi timses Jokowi-Ahok."

Menurutnya, justru mereka bertiga (Hasan, Iwan Piliang, Eep) cekcok gara-gara ingin ikut memegang kendali timses Jokowi-Ahok dalam pertarungan perebutan kursi gubernur DKI Jakarta.

Yang menjadi masalah, lanjutnya, keributan yang disebabkan oleh tiga orang tersebut meluas di dalam tubuh timses Jokowi-Ahok karena masing-masing punya gerbong di dalam timses. Keributan yang mereka sebabkan membuat timses Jokowi-Ahok menjadi tidak produktif.

“Pasti ini gara-gara Iwan Piliang. Saya yakin masalah pertama gara-gara gaya sok-sokannya si Iwan Piliang.” Pungkas ‘orang dalam’ PDIP tersebut.

Sementara, info dari akun lain yang diretweet oleh @ratu_adil, disebutkan bahwa Eep Saefullah adalah konsultan Jokowi, nama konsultannya Political Marketing Indonesia, sebuah perusahaan konsultan yang masih baru.

Ada akun yang secara berturut-turut diretweet oleh @ratu_adil yaitu akun @Bemz_Q, dan informasi yang dibawa oleh akun ini juga sepertinya cukup penting untuk mengetahui posisi ketiga orang yang sedang berseteru di dalam tubuh timses Jokowi-Ahok.

Menurut akun tersebut, di awal kemunculannya, Jokowi diendorse oleh Tim Cirus-Hasan Nasbi dengan survey opinion leadership, barulah setelah itu yang lain ikut bergabung. Awalnya pihak DPP PDIP kurang memberi respon terhadap hasil survey Hasan dan Cirus, sebelum keduanya by pass langsung ke Megawati Soekarno Putri.

Pada fit and proper test PDIP, Jokowi hanya diwawancara selama 5 menit, Jokowi kurang dianggap karena dinilai kurang mampu dan tidak punya uang. Hasil survey Hasan-Cirus terdahulu, Jokowi dianggap cocok dipasangkan dengan aktor Deddy Mizwar, dan ini didukung oleh PAC-PAC PDIP. Dilain pihak, saat fit and proper test PDIP, Nono Sampono yang diwawancarai paling lama, lebih dari satu jam. Namun, tidak ada kesepakatan yang dihasilkan. Seperti diketahui, Nono Sampono saat ini dipasangkan sebagai calon wakil gubernur mendampingi Alex Noerdin.

Ketika Hasan-Cirus melansir hasil opinion leader, kelompok Taufik Kiemas menggalang paket Fauzi Bowo-Adang Ruchiatna, tetapi ditolak oleh Megawati. Dalam fit and proper test PDIP, Cahyo Kumolo dan Puan Maharani termasuk yang kurang memberikan dukungan terhadap Jokowi. Tetapi saat ini mereka memberikan dukungan, karena mematuhi perintah dari Megawati.

Jadi bisa dikatakan, Hasan Nasbi adalah orang pertama yang membawa Jokowi ke PDIP, tutup akun @Bemz_Q.

[caption id="attachment_179961" align="alignright" width="300" caption="Timses Jokowi-Ahok Pecah! (Sumber: Dok. Capture Timeline Twitter Penulis)"]

1338465167555306984
1338465167555306984
[/caption] Selain itu, ada akun-akun lain yang ikut menyumbangkan pendapat di Timeline akun @ratu_adil, di antaranya ada yang menyebutkan bahwa Hasan, Eep dan Iwan Piliang hanya berposisi sebagai relawan dan tidak termasuk dalam timses Jokowi-Ahok.

Akun lain menyebutkan bahwa ketika di Bekasi, dia pernah terlibat dalam tim sukses yang memakai konsultan Eep Saefulloh Fatah, hasilnya: kalah telak dan berada di posisi akhir. Akun ini menyayangkan jika Jokowi-Ahok mengandalkan kerja timses yang isinya konsultan yang selalu kalah.

Memang patut disayangkan jika Timses Jokowi-Ahok tercerai berai hanya gara-gara konflik kepentingan antara Iwan Piliang dan Eep Saefulloh Fatah. Di samping itu, memang kerekatan timses Jokowi-Ahok memang belum kuat dan belum memiliki ikatan batin karena mereka baru terbentuk dan masih seumur jagung.

Demikian kiranya ‘reportase Timeline’ ini saya tuliskan. Semoga bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pecahnya timses Jokowi-Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun