Mohon tunggu...
Harry Muthahhari
Harry Muthahhari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Student of Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Sabun yang Putih, Cantik, dan Berseri

15 Februari 2012   18:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di saat saat seperti ini, media tentu berperan banyak dalam berbagai hal. Sesungguhnya media telah mencoba membantu masyarakat mengetahui banyak hal, bahkan hal – hal yang tidak penting sekalipun. Keseharian hidup manusia sekarang sangat bergantung kepada media yang dapat memberikan informasi – informasi terkini terkait dengan politik, budaya, ekonomi, produk, resep makanan, selebriti, hiburan, dan lain – lain. Media juga membentuk persepktif masyarakat dalam menentukan baik dan buruk. Artinya, media juga sangat mempengaruhi perilaku keseharian masyarakat sekalipun hanya berasal dari iklan – iklan yang menawarkan kecantikan. Sebut saja sabun kecantikan yang sifatnya sangatlah subjektif, artinya didasarkan kepada nilai – nilai tertentu, dalam hal ini tentu saja nilai tersebut adalah nilai kecantikan yang kemudian dikerucutkan lagi menjadi cantik dan putih. Disisi tersebut tanpa sadar, media telah membentuk ilusi bagi masyarakat yang menimbulkan pandangan bahwa kulit putih itu cantik.

Disisi lain, media juga menjadi tunggangan politik para elit kepentingan untuk membentuk citra dirinya agar mendapat simpati masyarakat. Citra, seperti sabun kecantikan mereka membentuk ilusi kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi semata. Tidak jauh berbeda dengan iklan sabun yang memanfaatkan media agar laku dipasar dengan menawarkan berbagai ilusi yang tidak pasti. Hampir semua produk kecantikan menawarkan kulit putih, cantik, cerah, lembut, dsb, yang belum tentu jika produk itu dipakai demikian hasilnya. Hal tersebut tercermin persis seperti yang terjadi ketika kampanye. Para elit politik memanfaatkan media untuk menawarkan janji – janjinya yang penawarannya tidak jauh dari meningkatkan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, perekonomian, dan berbagai hal yang sekiranya memang menjadi kebutuhan primer masyarakat setempat. Namun, sampai pada waktunya ketika para politisi tersebut mendapatkan kursinya, kebanyakan dari janji – janji tersebut tetaplah menjadi ilusi semata, sama seperti sabun yang kemarin baru dibeli, biasa aja tuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun