Mohon tunggu...
Harbi Hanif Burdha
Harbi Hanif Burdha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadi Penulis adalah cita-cita saya

jikok dikumpa saleba kuku, kok di kambang saleba alam. walaupun sagadang bijo labu, bumi jo langik ado di dalam...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Atraksi Sulap Sang Menteri Ke(uang)an

27 Desember 2012   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:56 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13566371281161876188

Atraksi sulap yang dipertunjukkan oleh Kementrian Keuangan dengan mengubah Rp 1000 jadi Rp 1 sudah bulat. UU Redenominasi Rupiah tersebut sebentar lagi akan segera terwujud. Redenominasi ini adalah mengubah Rp 1000 jadi Rp 1 dengan tidak mengurangi nilai dari mata uang tersebut. Sehingga dengan redenominasi tersebut akan membuat nilai mata uang rupiah sejajar atau tidak jauh berbeda dengan mata uang asing.

“ yang utama untuk menyederhanakan. Karena kalau dengan denominasi yang besar menimbulkan inefisiensi dalam jual beli. Oleh karena itu perlu disederhanakan. “ kata agus suprijanto, kementrian keuangan.

Padahal kita Negara ke-16 dari size GDP. Masuk G-20. Tidak pantas kalau US$1 jadi Rp 9 ribu sekian. Sementara Negara lain masih satuan juga hitungannya. Ini memberikan rasa proud(bangga) atas mata uang kita yang merupakan symbol stabilitas ekonomi suatu Negara.” Tambahnya.

Proses Redenominasi tersebut adalah dengan menghilangkan tiga angka nol dibelakang sehingga Rp 1000 jadi Rp 1 atau Rp 10000 jadi Rp 10. Tapi semua itu butuh kajian yang mendalam oleh DPR supaya dijadikan RUU Redenominasi. Dan memakan waktu yang panjang untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat.

Rencana Bank BI sendiri sudah menjadi prioritas pemerintah yang akan dibahas oleh DPR. Semuanya musti dikaji ulang dan difikirkan lebih dalam oleh pemerintah. Karena Redenominasi ini akan menimbulkan inflasi. Apalagi Gubernur BI yang mngajukan Redenominasi tersebut akan dipensiunkan pada tahun 2013 ini. Jadi efeknya nanti kurang maksimal karena sosialisasi yang sangan minim karena orang yang menguasai program tersebut tidak tugas lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun