Sudah banyak dokumentasi yang berisi kesaksian-kesaksian atas peristiwa itu. Sudah banyak juga, orang menjadi terkenal atas karyanya menampung aspirasi serta cerita korban dalam bentuk video kesaksian. Ada tangisan, ata cercaan, ada canda dan bahkan ada rasa puas, senang, hal itu bisa dilihat dalam berbagai dokumentasi yang sudah dipublish walau kadang harus sembunyi-sembunyi. Apa mungkin, ketakutan-ketakutan atas pemutarbalikan sejarah mereka waspadai, karena sepertinya jaman ini memberi ruang kreasi besar bagi mereka-mereka yang mau mengungkapkan kesan hidup, pengalaman hidup pada masa-masa sulit dan suram lalu-lalu. Coba bayangkan, yang kemarin sajapun masih ditakuti, bagaimana lagi dengan puluhan cerita, ratusan kesaksian yang sedang dan akan dijadikan dokumentasi hidup sebagai kisah perjalanan yang akan membuka tabir. Mungkin istilah anak muda sekarang ini, mereka-mereka itu akan guling-guling sambil angkat tangan tanda perlawanan, mungkin juga ya?
Kesaksian Korban yang umurnya sudah renta, kadang rasanya ingin menangis namun apa daya air mata tidak ada lagi, mungkin sudah habis pada masa-masa sebelumnya. Kesaksia para korban juga membuka tabir, bahwa air mata itu akan menjadi mata air masa depan bangsa, tetesan air mata ibu-ibu tua, bapak yang sudah renta dan anak-anaknya akan membangkitkan semangat kebersamaan menuju bangsa yang melahirkan air-air kehidupan, bukan air mata.Â
lagi-lagi, pemerintah hari ini dalam perjalanannya memberikan umpan baik sehingga menampung aspirasi para korban dan menampung air mata mereka untuk dibagikan tetesan-tetesanya kepada masyarakat yang butuh "air mata kesaksian" dan kehidupan yang beku selama lebih 3 dekade itu.Â
Masa depan bangsa ini sudah seharusnya dibentuk dengan kerangka baik, hidup dan saling menghidupi. Bahwa tragedi atau peristiwa itu harus dituntaskan, ya itu tanggung jawab negara. Negara harus membuat catatan baik bagi korban sebelum korban yang renta itu akan meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Pemerintah harus mampu  menghidupkan semangat mereka dan menyambung harapan mereka yang sudah lama hilang...
(Lanjut: Negara itu Negara Indonesia, Para Korban dan Kewibawaan Bangsa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H