Siapa yang tidak kenal dengan Presiden Indonesia kedua yang satu ini, Presiden Soeharto atau dengan nama Jendral Besar Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto ((lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni, 1921 – Jakarta, 27 Januari 2008). Presiden Soeharto menjabat menjadi Presiden Indonesia setelah keluarnya Supersemar(Surat Perintah Sebelah Maret) pada tanggal 12 Maret 1967 dan dilantik sebagai Presiden pada tanggal 27 Maret 1968 oleh MPRS. Soeharto telah menjabat menjadi Presiden kurang lebih 30 tahun, masa jabatannya terakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.
Pada pemerintahan Presiden Soeharto dikenal juga pemerintahan Era Orde Baru. Sifat Kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah keberanian, kesederhanaan dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, dan konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.
Aspek-Aspek Gaya kepemimpinan Presiden Soeharto:
1. Status kepemimpinan dan kekuasaan
Dimana Presiden Soeharto digambarkan sebagai seorang Kepala Negara dibandingkan sebagai pemimpin organisasi lainnya.
2. Orientasi pada hubungan
Presiden Soeharto cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yang otoriter atau istilah Likert(1961) disebut “exploitative-authoritative” kurang demokratis. Presiden Soeharto juga cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yg lebih reaktif dibandingkan proaktif.
3. Orientasi pada tugas
Presiden Soeharto cendrung menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang lebih sering memberikan perhatikan sangat umum terhadap lingkup pembangunan nasional. Perhatian kepada pembanguna daerah perdesaan dan perkotaan tanpa membeda-bedakan keduanya.
4. Cara mempengaruhi orang lain