Mohon tunggu...
Haranapan Nasution
Haranapan Nasution Mohon Tunggu... -

Senang atau susah hidupmu tergantung bagaimana anda mengatasinya

Selanjutnya

Tutup

Money

Mandheling Luwak Coffee: Antara Pelestarian Alam dan Penolakan Komunitas Kopi Inggris

15 Oktober 2013   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:32 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya sedang sedang semangat-semangatnya mempromosikan kopi luwak mandailing (Mandheling Civet Coffee) yang diproduksi oleh komunitas petani kopi di daerah Sipirok Tapanulis Selatan.

Produksi kopi luwak ini berasal dari perkebunan kopi rakyat di tiga desa seluas 90 ha dan hanya menghasilkan 60 kg/bulan. Artinya produksi kopi yang terkenal dengan mahalnya ini berasal dari luwak (musang liar/Wild Civet). Komunitas ini menanam kopi di areal sekitar gunung Sibual-buali Sipirok Tapanulis Selatan.

Ketika berusaha mempromosikan produksi kopi luwak ini ke komunitas kopi Inggris melalui forum saya mendapatkan jawaban seperti ini "There is a public backlash over Civet coffee in the UK, and no-one from the forum will buy your product"

Mendapat jawaban seperti itu saya langsung klarifikasi bahwa kopi luwak ini berasal dari luwak liar bukan peliharaan bukan dari hasil eksploitasi, bahkan komunitas ini melarang perburuan luwak. Kalau dianalogikan dengan susu sapi yang diperah di negara juga berasal dari binatang bahkan hasil dieksploitasi.

Kalau melihat jawaban komunitas ini, saya melihat adanya egoisme asing terhadap produk hasil pertanian negara-negara berkembang. Setidak-tidaknya arogansi mereka terhadap petani kita.

Ada apa sebenarnya yang terjadi terhadap penolakan ini, apakah kompasioner ada yang bisa jawab?

Demikian informasi dari Volunter TABO LUWAK KOPI,

http://mandhelingcoffee.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun