[caption id="attachment_206493" align="aligncenter" width="540" caption="ilustrasi : inilah.com"][/caption]
Untuk kesekian kalinya di areal kontrak kerja PT Freeport Indonesia di Tanggul Timur, Timika, Papua pada Selasa (18/9/2012) terjadi aksi penembakan. Sasaran penembakan kali ini adalah kendaraan milik PT Freeport Indonesia yang berisi warga sipil dan lima anggota tentara. Tidak ada korban jiwa, hanya ban dan permukaan mobil pecah terkena peluru tajam.
Peristiwa ini terjadi setelah mereka selesai mengirim bahan makanan ke pos tentara. Namun sebelum pulang, mereka melakukan patroli untuk memastikan keadaan jalan dalam kondisi aman. Kemudian terjadilah aksi penembakan itu.
Sebelumnya, Jumat (14/9/2012) di sekitar tempat yang sama juga terjadi penembakan terhadap kendaraan rombongan security yang akan mengantarkan salah satu anggota berobat. Tidak ada korban jiwa. Insiden yang sama juga pernah terjadi sebulan sebelumnya, yakni pada 16 Agustus 2012, menyebabkan sopir bus terluka terkena serpihan kaca.
Pelakunya Tak Pernah Terungkap
Semenjak 2009, areal kontrak Karya PT Freeport sering menjadi ajang teror.Insiden paling banyak terjadi tahun 2011, yaitu 13 kali dengan jumlah 11 orang tewas (dua di antaranya personil polisi dan 7 orang karyawan PT Freeport).Kebanyakan target penembakan di area itu adalah karyawan pendatang yang bukan asli Papua dan aparat keamanan yang melakukan patroli.
Keterangan dari Kepolisian masih tetap sama. Yaitu masih memburu pelaku penembakan, melakukan penelusuran, penyelidikan, penyidikan untuk mengetahui motif dan pelakunya. Namun pelakunya tidak pernah terungkap, karena polisi beralasan pelaku yang menguasai medan langsung melarikan diri ke hutan belantara usai beraksi, sehingga tak mudah ditelusuri.
“Kita sudah mendorong Kapolda Papua untuk segera ungkap teror di Freeport. Kalau teror di Jakarta saja bisa terungkap, saya yakin Kapolda bisa ungkap juga yang di Freeport,” kata salah seorang Anggota DPR Papua Paulus Sumino beberapa bulan lalu terkait sejumlah insiden penembakan yang kerap terjadi di areal PT. Freeport.
Atas kondisi ini, catatan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban TIndak Kekerasan (KontraS) yang dipublikasikan 25 November 2011 memang sempat membuat merah kuping aparat keamanan. KontraS mensinyalir peristiwa penembakan yang terus menerus terjadi di areal PT.Freeport itu lantaran tak ada penegakan hukum yang baik serta ketiadaan pengawasan yang efektif. Dan ini merupakan tindakan yang disengaja atau disengaja dibiarkan.
http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1412
Mudah-mudahan sinyalemen KontraS itu salah. Salah satu cara untuk membuktikannya adalah melalui penegakan hukum yang baik. Bukan mendiamkannya tanpa proses yang jelas yang dapat memicu prasangka ke berbagai arah.