Mohon tunggu...
Hamid Ramli
Hamid Ramli Mohon Tunggu... lainnya -

Aktivis Lingkungan ingin berkiprah di bidang politik lokal agar kelestarian lingkungan tetap terjaga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terbukti, MSG Tidak Dukung Agenda Papua Merdeka

15 Januari 2014   12:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13897626791652502057

[caption id="attachment_306127" align="aligncenter" width="626" caption="sumber : tabloidjubi.com"][/caption]

Kunjungan delegasi Menlu negara-negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) ke Papua pada 13-14 Januari 2014 yang dipimpin Menlu Fiji menuai kecaman bernada kecewa dari kelompok aktivis Papua merdeka. Mereka menuding MSG telah "memanfaatkan" perjuangan Papua merdeka untuk mendapatkan keuntungan kerjasama ekonomi dengan Pemerintah Indonesia bagi kepentingan pembangunan di negaranya masing-masing.

Kekecewaan itu tertuang dalam press release yang dikeluarkan sebuah organisasi sayap politik Papua merdeka, KNPB (Komite Nasional Papua Barat) di Jayapura kemarin (14/1/2014).

“Kami memandang sikap Pemerintah Fiji, Solomon Island dan Papua New Guinea yang menerima “gerilya diplomasi uang” dari Indonesia yang berupaya menghalangi West Papua untuk masuk dalam persaudaraan Melanesia di MSG,” tulis para aktivis dalam press release yang ditandatangani Ketua KNPB, Viktor Yeimo itu.

Mereka menuding kunjungan itu gagal karena tidak bertemu dengan KNPB yang mengklaim dirinya sebagai wakil rakyat Papua Barat.

Kagum atas Kemajuan Pembangunan Papua

Sebagaimana diberitakan, beberapa menteri dari negara-negara rumpun Melanesia di Pasifik Selatan telah berkunjung ke Jakarta dan Papua sejak tanggal 11-15 Januari 2014. Mereka adalah Menlu Fiji H.E. Ratu Inoke Kubuabola, Menlu Papua New Guinea Mr. Hon Rimbink Pato dan Menlu Kepulauan Solomon Mr. Hon Soalaoi Clay Forau, serta perwakilan FLNKS, New Kaledonia. Kunjungan ini adalah tindak lanjut dari undangan resmi Pemerintah Indonesia yang disampaikan dalam forum KTT ke-19 MSG di Noumea, New Kaledonia Juni 2013 lalu.

Di Papua, delegasi MSG itu telah bertemu Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Gubernur Papua, Pimpinan TNI dan Polri. Dalam pertemuan di Kantor Gubernur, sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama juga dihadirkan oleh Gubernur Papua untuk ikut berdialog dengan Delegasi MSG itu.

Gubernur mengatakan, pertemuan tersebut lebih terbuka sehingga semua orang bisa melihat perubahan yang terjadi di Papua. Tidak ada lagi tekanan politik, pelanggaran HAM. “nantinya hubungan ini akan lebih dibangun lewat kerjasama budaya, ekonomi dan juga kita akan saling melakukan kunjungan,” ujar Enembe.

Delegasi juga mengungkapkan ada kesamaan antara Provinsi Papua dari segi budaya. “Kami telah membahas semuanya secara detail, termasuk juga kesepakatan pembangunan ekonomi, regulasi Papua dan program di Indonesia, serta di bidang perdagangan joint venture,” kata Menlu PNG, Rumbink Pato.

Menlu Kepulauan Solomon Mr. Hon Soalaoi Clay Forau dan perwakilan FNLKS dari New Kaledonia punya kesan sendiri tentang kemajuan Papua. Keduanya menyatakan kekagumannya atas kemajuan pembangunan di Papua. “Saya akan menyampaikan kepada pimpinan di negara kami tentang kemajuan ini,” ungkap Mr. Hon Soalaoi antusias.

Namun di mata para aktivis Papua, kemajuan itu sama sekali tak bernilai di mata mereka. Bagi mereka Papua merdeka adalah harga mati. Maka wajar jika mereka sengaja bikin onar di depan kantor DPRP ketika delegasi sedang melakukan pertemuan di dalam gedung. Dan wajar pula jika aparat keamanan mengambil sikap tegas mengamankan sejumlah aktivis Papua merdeka yang bikin onar tersebut. Karena bagaimanapun juga, delegasi tersebut adalah tamu negara yang harus dihormati dan dijaga keamanan dan keselamatan mereka.

Wakapolda Papua Brigjen (Pol) Drs. Paulus Waterpauw saat ditemui wartawan disela-sela pertemuan MSG dengan pimpinan Bank Papua mengungkapkan, polisi mengamankan para pendemo tersebut agar tidak mengganggu kehadiran MSG di Papua.

“Kita tidak menahan mereka kecuali mereka melakukan pengrusakan. Kita mengamankan mereka hanya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi apa-apa atas kedatangan (delegasi) MSG ke Papua dan setelah itu nanti kita keluarkan mereka,” kata Waterpauw singkat. [***]

Baca juga : Forum MSG Telah Kembali ke Kithah: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/13/forum-msg-telah-kembali-ke-kithah-627543.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun