Mohon tunggu...
Hamid Ramli
Hamid Ramli Mohon Tunggu... lainnya -

Aktivis Lingkungan ingin berkiprah di bidang politik lokal agar kelestarian lingkungan tetap terjaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Visi Pembangunan Jokowi Bikin Cemas Kelompok Anti-Integrasi

6 November 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:28 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Respons positif publik atas visi pembangunan Pemerintahan baru Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi memang luar biasa, termasuk publik di luar negeri. Pemerintah Rusia tertarik dengan gagasan Jokowi tentang ‘Poros Maritim Dunia’ dan sudah menyatakan kesungguhannya menyiap kapal untuk mendukung program tersebut, bahkan akan membangun industri sparepart kapal laut di Indonesia. Demikian pula Jerman sudah menggandeng Indonesia sebagai 'production base' di Asia Tenggara. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20141030084301-92-8823/rusia-tawarkan-kapal-ke-presiden-jokowi/

Namun tidak demikian respon para penjual isu HAM dan demokrasi. Mereka justru khawatir “dagangan” mereka selama ini bisa saja tak laku jika program-program pembangunan Jokowi itu berhasil. Sebut saja kelompok ILWP (International Lawyer for West Papua) yang dinahkodai Jennifer Robinson pengacara HAM terkenal dari Australia. Terbetik berita, kelompok ini akan segera menggelar forum konsolidasi di Nerderland, pekan depan sekaligus me-launching kantor baru ILWP di negeri kincir angin itu.

Seperti biasa, pengacara cantik Robinson ini tidak bergerak sendirian. Ia selalu ‘memanfaatkan’ Benny Wenda, pelarian kriminal dari Papua yang atas jasa Robinson pula telah berhasil menghapus nama Benny dari red notice interpol. Tak laku jualan isu Papua di Inggris, lantaran Benny yang kini sudah nyaman menjadi WN Inggris, Robinson mencoba langkah baru mempromosikan Oridek AP yang sudah lama hidup dalam pengasingannya di Belanda. Sama seperti Benny, Oridek AP juga akan dihadiahi kantor yang sekaligus berfungsi untuk mengumpulkan sumbangan dari para donatur.

Berita tentang rencana launching kantor ILWP Belanda itu sudah tersiar luas di kalangan aktivis Papua. Salah seorang aktivis bernama Buchtar Tabuni yang sejak tahun lalu masuk DPO Polda Papua lantaran terlibat dalam serangkaian aksi anarkhis menyerukan dari tempat persembunyiannya agar seluruh masyarakat Papua mendukung kegiatan Robinson dan Oridek AP di Belanda tersebut. Menurutnya, agenda ILWP itu semakin mengerucut pada proses referendum.Sebuah himbauan penuh angin surga yang tentu saja selalu menuai cibiran kelompok kritis. http://infopnwp.blogspot.com/

Terlepas dari apapun yang akan dibahas dalam forum ILWP di Belanda itu nanti, beralihnya Jennifer Robinson dari Benny Wenda ke Oridek AP adalah sebuah fenomena politik pragmatis yang sedang dimainkan oleh para penjual isu Papua. Bagi Benny Wenda, langkah baru mantan pengacaranya itu ibarat mosi tidak percaya atas kegagalannya meng-amplifikasi isu genosida di Papua. Sepuluh tahun lebih dipercayakan mengkampanyekan pelanggaran HAM berat (genosida) Papua, namun tak membawa ‘kemajuan’ apapun.

Namanya juga pepesan kosong, mau dikasih bumbu apapun tetap saja hambar. Itulah sekilas gambaran tentang usaha kreatif para penjual isu. Mereka sedang mengganti kemasan dan berpindah tempat jualan. Namun bisa dipastikan, tak bakalan laku...lantaran tergilas langkah nyata program kerja Pemerintahan Jokowi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun