Mohon tunggu...
Nur Febriani Wardi
Nur Febriani Wardi Mohon Tunggu... -

Indonesia Programme Manager - Foundation for Mother and Child Health Indonesia / Writer - Haram Keliling Dunia / Founder - Ngomeng / Master - Children and Youth Studies, Institute of Social Studies of Erasmus university Rotterdam, the Netherlands / www.haramkelilingdunia.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gembok dan Eropa

10 April 2012   16:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku gak tau kenapa ya, orang Eropa suka sekali menggembok hati mereka di tepi jembatan. Caranya? Mereka beli gembok, atau persiapkan dari rumah. Gemboknya macem-macem dari yang secimit sampe yang beratnya berkilo-kilo. Niat pokoknya. Kemudian mereka menuliskan inisial atau nama mereka dan pasangannya di gembok, misalnya “Febri LOPE Tommy Tjokro” :p Yang simpel cukup nulis pake spidol, tapi banyak juga yang niat memesan gembok sehingga namanya terukir paten disana. Setelah dirasa cukup, mereka gembokin deh tu gembok ke kawat ditepi jembatan. Abis itu mungkin berdoa, trus kuncinya dibuang ke sungai. Katanya dengan demikian mereka telah mengunci hati mereka untuk terus bersama. Jadi mungkin kalo mo putus harus nyari kuncinya dulu dibawah sana hehehe… Aku menemukan budaya ini paling tidak di Italia, Jerman, Hungaria dan Perancis. Selain 4 negara itu, mungkin di negara-negara lain yang kukunjungi juga ada, cuma terlewat dari jepretan kameraku. Yang paling spesial itu yang di Cologne, Jerman. Sepanjang jembatan, sepanjang mata memandang itu penuh dengan gembok warna-warni. Luar biasa! Mpe cape aku mikirinnya, siapa sih yang mulai masang pertama kali?! Kamu pikir siapa? Aku rasa sih yang masang pertama itu tukang gembok, sungguh ide bisnis yang brilian! abis itu dia kan tinggal ngemper jualan gembok, hahaha… Ini nih barang buktinya gan... [caption id="attachment_171004" align="aligncenter" width="300" caption="Ini yang di Florence, Italia"][/caption] [caption id="attachment_171005" align="aligncenter" width="300" caption="Diatas Sungai Seine di Paris"]

13340753071371374911
13340753071371374911
[/caption] [caption id="attachment_171006" align="aligncenter" width="300" caption="The amazing one from Cologne, Germany"]
13340753951348077019
13340753951348077019
[/caption] [caption id="attachment_171007" align="aligncenter" width="300" caption="Burung Dara Pertanda Cinta "]
1334075613711085256
1334075613711085256
[/caption]

Selengkapnya cek www.haramkelilingdunia.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun