Merokok menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat, sebagian orang memandang merokok lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Menurut pandangan masyarakat, rokok merupakan salah satu contoh produk yang dianggap berbahaya atau beresiko bagi kesehatan dan keselamatan, baik keselamatan bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Hal ini didukung pula dengan adanya fakta bahwa konsumsi tembakau dunia ternyata dapat membunuh satu orang setiap detiknya, saat ini di dunia terdapat 4,9 juta kematian setiap tahunnya dimana 70 persen di antaranya terjadi di negara berkembang (Mandan, 2004 dalam Sukendro, 2007). Alasan mengapa merokok menjadi sesuatu yang pro dan kontra di kalangan masyarakat adalah, pertama dari segi pajak atau cukai rokok yang membantu pendapatan negara, angka tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 30 juta jiwa dengan pendapatan rata -- rata dua Dollar Amerika atau setara dengan Rp 20.000,00 per hari per kepala keluarga, padahal tingkat konsumsi rokok menghabiskan satu dollar per hari atau lima puluh persen dari total penghasilan keluarga miskin, tentunya fenomena ini kadang tidak masuk aka1. Kedua, merokok mengakibatkan kerugian dari segi kesehatan masyarakat. Menurut Sukendro (2007) rokok adalah sebuah tradisi kolonial yang secara langsung menjadi suatu adat dan tradisi yang mengakar kuat bagi kebanyakan orang di Indonesia. Rokok mempunyai tingkat popularitas yang tinggi di kalangan masyarakat dibuktikan dengan konsumsi rokok di Indonesia yang merupakan salah satu terbesar di dunia.
Indonesia masuk dalam kriteria big smoke istilah lain dari negara yang menghasilkan pecandu rokok baik dari kalangan remaja maupun kalangan dewasa pria dan wanita dengan jumlah yang besar. Berbagai usaha untuk menanggulangi kecanduan terhadap kaum perokok seperti penyuluhan kesehatan, larangan merokok dan juga melakukan sosialisasi kepada pecandu rokok tidak mengurangi jumlah pecandu rokok, justru jumlah perokok di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009 peringkat Indonesia naik ke urutan tiga besar dunia sebagai negara pengkonsumsi rokok di bawah Cina dan India yang mencapai 65 juta perokok dengan total 225 miliar batang per tahun
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Perilaku merokok dapat diklasifikasikan sebagai c suatu penggunaan deaseas bahaya, baik untuk perokok dan orang lain di sekitar mereka. Merokok terbukti berhubungan dengan 25 jenis penyakit mematikan yang berbahaya, seperti kanker paru-paru dan jantung koroner. Setiap tahun kematian akibat rokok meningkat, namun jumlah perokok juga meningkat. Namun, usia awal seseorang merokok semakin muda. Remaja mencapai angka yang tinggi sebagai awal dari usia seseorang merokok. The alasan bagi remaja untuk merokok cenderung psikososial. Peneliti memiliki keinginan untuk mengetahui apa faktor berperan dalam perilaku merokok pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berperan dalam perilaku merokok pada remaja . Karakteristik sampel: 11-18 tahun, masih merokok pada saat pengambilan data. Alat ukur yang digunakan didasarkan pada konsep perkembangan remaja dari Hurlock. Hasil yang diperoleh adalah faktor yang paling berperan adalah lingkungan atau konteks remaja. 48% responden menyatakan, dengan 24% melihat teman merokok, 10,7% melihat perilaku merokok orang tua (ayah) dan 6,6% melihat perilaku merokok saudara kandung. Kedua adalah remaja ' keinginan untuk mengetahui rasa rokok (28%). Kemudian 13,3% responden menyatakan faktor afektif merokok berperan dalam perilaku mereka. Berikutnya adalah faktor pembentukan citra (10,7%), dengan 8% responden merasakan citra dewasa dan menunjukkan kedewasaan dengan merokok. Pada usia remaja awal (11-15 tahun) faktor yang paling dominan adalah mengetahui rasa rokok sedangkan pada remaja pertengahan (15-18 tahun) faktor yang paling dominan adalah melihat teman merokok.Â
Keuntungan Merokok
1. Merokok mengurangi risiko penyakit parkinson
Dari penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan temporer yang terjadi akibat kebiasaan merokok dengan berkurangnya risiko terkena penyakit parkinson. Para peneliti juga menemukan bahwa jika seorang perokok berhenti merokok, maka perlindungan tubuhnya terhadap penyakit parkinson justru berkurang.
2. Merokok membuat lebih cepat sembuh dari penyakit jantung
Temuan ini sangat mengejutkan, karena menurut ilmuwan merokok memiliki efek yang lebih cepat untuk menyembuhkan diri dari serangan jantung. Hal ini disebabkan karena rokok mampu mencegah penyempitan pembuluh darah ke otak dan ke jantung. Karbon monoksida dari asap rokok inilah yang menghambat pembekuan darah dalam tubuh sehingga gumpalan darah dalam pembuluh arteri bisa dihancurkan.
3. Merokok mencegah asma dan alergi
Penelitian ini juga menemukan fakta bahwa ibu hamil di Swedia juga merokok pada masa kehamilannya. Namun bukannya berefek buruk, ibu hamil yang merokok 15 batang dalam sehari ternyata melahirkan bayi dengan risiko menderita asma dan alergi yang lebih rendah.