Mohon tunggu...
Ahmad Haqiqi
Ahmad Haqiqi Mohon Tunggu... -

[Mahasiswa Universitas Mataram pendidikan sosiologi] \r\n \r\nL ) V E AVA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Realita Sosiologi di SMA

28 Maret 2015   10:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini mutu pendidikan bisa dikatakan sedikit bergantung pada keadaan gurunya.Problematika guru sosiologi di SMA khususnya di NTB sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya guru sosiologi di SMA yang bukan berasal dari latar belakang pendidikan sosiologi itu sendiri. Dalam proses belajar mengajar tentunya ini menjadi kendala bagi guru itu sendiri maupun peserta didik. Posisi guru yang demikian mendapat penilaian dari berbagai kalangan mulai dari siswanya sendiri dan lingkungan kerja di sekitarnya.

Berdasarkan pengalaman saya dalam belajar sosiologi di tingkat SMA saya mencoba menjabarkan sedikit dari sekian banyak problematika pembelajaran sosiologi di SMA :

Pertama, Proses pembelajaran bisa dikatakan belum sepenuhnya maksimal. Hal ini disebabkan karena guru tersebut banyak menyampaikan toeori tanpa adanya contoh-contoh realita yang terjadi. Sejatinya proses pembelajaran adalah kegiatan untuk membantu peserta didik belajar. Hal ini dapat dinilai dari peserta didik yang sulit memahami apa yang sudah dijelaskan oleh guru. Sehingga tidak banyak membuat perubahan perilaku pada peserta didik.

Kedua, Penguasaan Materi atau bahan ajar oleh guru sudah cukup baik. Namun dalam penyampaiannya masih belum maksimal susah untukdimengerti oleh peserta didik, hal ini dapat dilihat dari evaluasi belajar siwa yang nilainya jauh di bawah rata-rata. Dalam hal ini yang dibutuhkan oleh guru adalah bagaimana mengemas materi dari yang rumit menjadi sederhana agar mudah dimengerti siswa.

Pada saat ulangan harian , banyak peserta didik yang kebingungan karena materi-materi yang tidak disampaikan tidak optimal,peserta didik masih ada yang kurang paham , dan mereka membuat contekan untuk menjawab soal ulangan, dalam hal ini yang menjadi korban akibat guru-guru tidak memberikan materi yang optimal. Sehingga pada saat ulangan pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari sekelumit problematika yang terjadi di atas, tentunya yang menjadi perhatian adalah gurunya. Guru akan dinilai oleh siswanya bgaimana cara ia mengajar. Point-point ini menjadi fokus perhatian bagi para guru sosiologi di SMA agar kedepannya dapat memperbaiki kinerja dalam penguasaan materi pembelajaran serta penerapan metode yang tepat sesuai dengan kemampuan peserta didik. Harapan kedepannya guru sosiologi di SMA dapat diisi oleh guruyang berlatar belakang pendidikan sosiologi itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun