Mohon tunggu...
haqiky hakim
haqiky hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hidup tanpa harus ketergantungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Generasi Muda Melawan HIV : Saatnya Edukasi Seks untuk Generasi Penerus Bangsa Yang Sehat

18 Desember 2024   20:23 Diperbarui: 18 Desember 2024   20:23 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai seorang remaja yang tinggal dan belajar di Kota Bandung, saya sangat prihatin dengan meningkatnya pergaulan bebas dan kasus infeksi HIV di kalangan teman-teman sebaya. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus HIV/AIDS, yang mencerminkan perubahan perilaku sosial serta kurangnya pendidikan seks yang memadai di lingkungan kita. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, pada tahun 2024, diperkirakan jumlah kasus HIV akan mencapai 2.428 orang, sebuah angka yang sangat mengkhawatirkan.

Kota Bandung menjadi daerah dengan jumlah kasus positif AIDS tertinggi di Jawa Barat, dengan 190 kasus yang dilaporkan, diikuti oleh Kota Bogor dan Kabupaten Indramayu. Dari total kasus tersebut, sekitar 22% adalah wanita dan 78% adalah laki-laki. Data ini menunjukkan bahwa penularan HIV di Kota Bandung selama 30 tahun terakhir didominasi oleh kelompok usia 20-29 tahun, yang menunjukkan perlunya perhatian khusus terhadap pendidikan kesehatan di kalangan remaja dan mahasiswa. Kelompok usia *30-39 tahun juga mencatatkan angka yang signifikan, dengan total 804 kasus, di mana mayoritas adalah laki-laki, mencapai **637 kasus. Menariknya, kelompok usia mahasiswa di Bandung berkontribusi sekitar *6,97% dari total kasus, yang menunjukkan bahwa kita, sebagai generasi muda, sangat rentan terhadap infeksi ini.

Sebagai generasi muda, kita sering terjebak dalam gaya hidup yang bebas tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Banyak remaja yang tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai kesehatan reproduksi, sehingga mereka menjadi rentan terhadap perilaku berisiko. Saya sering mendengar teman-teman berbicara tentang hubungan tanpa komitmen, tanpa menyadari bahwa tindakan tersebut dapat membawa dampak serius, termasuk infeksi HIV.

Penting untuk diingat bahwa stigma terhadap penderita HIV masih sangat kuat di masyarakat. Banyak orang yang terinfeksi merasa tertekan dan terisolasi, sehingga enggan untuk mencari pengobatan. Hal ini sangat disayangkan, karena dengan penanganan yang tepat, mereka dapat hidup sehat dan produktif. Kita, sebagai generasi muda, memiliki tanggung jawab untuk mengubah pandangan ini. Kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana setiap orang merasa aman untuk berbicara tentang kesehatan mereka tanpa takut akan penilaian.

Saya percaya bahwa pendidikan seks yang komprehensif harus menjadi prioritas di ruang lingkup kita. Kita perlu mendorong pihak terkait untuk mengadakan seminar dan workshop tentang kesehatan reproduksi, serta pentingnya penggunaan alat pelindung. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengurangi angka infeksi dan membantu teman-teman kita yang mungkin sedang berjuang dengan stigma dan ketakutan.

Sebagai penerus bangsa, mari kita bersatu untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung pencegahan serta pengobatan HIV/AIDS. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, kita dapat membantu mengurangi angka infeksi dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang hidup dengan HIV. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih sehat bagi generasi mendatang.

 

Sebagai generasi penerus bangsa, saya keprihatinan terhadap meningkatnya infeksi HIV di kalangan teman sebaya, terutama di usia 20-29 tahun. Penulis menyoroti kurangnya pendidikan seks dan stigma yang melekat pada penderita HIV sebagai faktor utama yang memperburuk situasi ini. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya menyerukan perlu adanya pendidikan seks yang komprehensif di ruang lingkup masyarakat, guna meningkatkan kesadaran dan mendukung pencegahan serta pengobatan HIV/AIDS. Ini mencerminkan tanggung jawab sosial seluruh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun