Secara jelasnya, filsafat memiliki arti gemar terhadap kebijaksanaan. Hal tersebut mengartikan manusia tidak pernah memiliki pemahaman secara sempurna dan kompleks terhadap segala kebijaksanaan, akan tetapi manusia terus mempelajari nya. Filsafat merupakan pemahaman  yang memiliki presentase dalam memahami sesuatu hingga dasar terakhirnya. Filsafat mendalami semua kenyataan, namun khusus keberadaan dan tujuan manusia. Dengan begitu berfilsafat bermakna berkelanjutan dalam berfikir guna mencapai kebenaran dan kebaikan, dalam filsafat berfikir bukanlah asal berfikir akan tetapi berpikir secara terbuka hingga ke inti masalahnya, maka dari itu biarpun berfilsafat adalah kegiatan berfikir, akan tetapi bukan sembarangan berfikir, dan tidak setiap kegiatan berfikir itu berfilsafat(Widyawati. S, 2013)
Namun, dilain sisi dari orang-orang yang berfilsafat juga melahirkan pertumbuhan ilmu pengetahuan yang lambat laun berkembang dan semakin lanjut hingga memunculkan ilmu-ilmu baru bahkan keilmu pengetahuan yang lebih khusus seperti spesialis-spesialis. Karena ilmu pengetahuan merupakan serangkaian kegiatan manusia rasional dan kongnitif yang terdiri menjadi berbagai gaya  seperti tata langkah dan aneka prosedur hingga menghasilkan gabungan pengetahuan yang runtut, perorangan atau kemasyarakatan untuk mencari kebenaran, memberikan penjelasan, pemahaman, dan melakukan penerapan(Kirom. S, 2013).
Dari pernyataan-pernyataan diatas, setidaknya bisa dipahami ilmu pengetahuan dan filsafat itu pada historis tinjauannya sangat sukar untuk dipisahkan karena filsafat yang dijuluki sebagai ibu dari semua pengetahuan(Umar, 2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H