Mohon tunggu...
Hapsari Sasqia Putri
Hapsari Sasqia Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Hi Hello

I'm Drum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Antara Kita dan New Normal

20 Juni 2020   20:35 Diperbarui: 20 Juni 2020   20:31 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semakin hari jumlah kurva di Indonesia semakin tinggi. Pemerintah pun mulai melakukan berbagai cara untuk menghadapi pandemi ini. Salah satunya dengan menjalankan sebuah kegiatan baru yaitu "New Normal". 

Dimana masyarakat harus mulai terbiasa dengan kegiatan sehari-hari berdampingan dengan virus COVID-19. Memasuki era "New Normal" ini masyarakat diharuskan mulai membiasakan diri dengan keadaan yang sedang terjadi. 

Pemerintah juga telah memberikan kiat-kiat untuk tetap aman dalam beraktifitas selama masa pandemi ini. Dengan terus menggunakan masker, selalu membawa handsanitizer, rajin mencuci tangan dan tetap menerapkan physical distancing. 

Awal diumumkan Indonesia akan menjalankan New Normal banyak pro dan kontra terjadi. Tapi semua ini dilakukan demi perputaran ekonomi terus berjalan. Bahkan sebelum New Normal diterapkan beberapa masyarakat telah mengabaikan untuk tetap dirumah karena sudah merasa bosan. Pertanyaan mendasar adalah "apakah kita sudah siap dengan new normal?". 

Apakah pemerintah sudah tau apa yang harus dihadapi nya, siapa musuh yang dihadapi nya. Karena jika New Normal diterapkan tanpa eksekusi yang benar ini sama saja seperti pembunuhan secara perlahan. 

Mungkin bagi sebagian orang yang aktif di media sosial, orang yang sering menonton TV kampanye tentang kiat-kiat selama menjalani New Normal mereka sudah mengetahuinya. 

Tetapi bagaimana dengan orang yang menghabiskan waktunya untuk bekerja dipasar, di pinggir jalan, orang-orang yang sangat minim mendapatkan informasi. Apakah mereka akan mengetahui apa saja yang harus dilakukan selama menjalankan New Normal?. 

Banyak saat ini pasien positif COVID-19 adalah mereka dengan status OTG (Orang Tanpa Gejala). Dimana OTG lah yang sebenernya sangat berbahaya. Seperti yang dikatakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro dalam live streaming di YouTube BNPB, Sabtu (20/6) "OTG adalah yang sangat bahaya karena bisa menularkan pada orang yang rentan seperti orang tua". Orang yang sudah mengetahui apa saja yang dianjurkan pemerintah mungkin masih bisa mengabaikannya bagaimana dengan orang yang minim informasi penting tersebut. Jangan juga menyalahkan masyarakat yang mengabaikan anjuran pemerintah karena bisa jadi mereka termasuk orang yang belum tau dan paham apa itu sebenarnya New Normal. Karena sejatinya New Normal bukan lah semata-mata masyarakat beraktifitas seperti tidak adanya pandemi. 

Pemerintah harusnya lebih aware terhadap orang-orang yang kemungkinan tidak mendapatkan informasi dan edukasi yang benar tentang berjalannya New Normal. Contohnya seperti orang-orang yang bekerja di pasar tradisional karena kebanyakan pedagang disana adalah orang tua yang kemungkinan nya kurang mendapatkan informasi yang akurat dan tepat, Orang-orang yang berjualan di pinggir jalan, pengamen jalanan, pekerja konstruksi di jalan raya. Penting nya pemerintah peka terhadap masyarakat yang minim informasi agar New Normal bisa berjalan dengan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun