Mohon tunggu...
Happy Annisa Nurhapsari
Happy Annisa Nurhapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan mencari banyak teman

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Dasar dalam Tumbuh Kembang Anak Usia Dini yang Mengalami Peningkatan Gangguan Penglihatan Pasca Pandemi Covid-19

2 Juli 2024   20:35 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:01 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Dasar dalam Tumbuh Kembang Anak Usia Dini yang Mengalami Peningkatan Gangguan Penglihatan Pasca Pandemi COVID-19

Disusun oleh Rizqi Hanadya Tri Kusuma dan Az-Zahra Aulia Dewi

Secara umum anak usia dini mengacu pada kelompok anak usia 0 sampai 8 tahun yang sedang mengalami proses perkembangan pesat dan penting bagi kehidupannya di masa depan. Pada kelompok usia ini terbentuk potensi intelektual seseorang dan landasan perilakunya. Masa ini begitu penting sehingga masa kanak- kanak sering disebut sebagai masa emas (golden age).

Alasan mengapa tumbuh kembang pada anak usia dini sangat penting karena merupakan masa kritis yang menentukan perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak. Masa usia 0 hingga 8 tahun ini merupakan masa dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Pentingnya pemahaman konsep dasar tumbuh kembang anak usia dini penting tidak hanya bagi orang tua, namun juga bagi pendidik, pengasuh, dan pengasuh untuk memastikan anak mendapat lingkungan yang mendukung dan menstimulasi perkembangan optimal .

Namun, banyak terjadi kasus terutama pada anak usia dini yang mengalami peningkatan gangguan penglihatan pasca pandemi COVID-19. Hal tersebut merupakan pengaruh dari tingginya frekuensi dalam penggunaan Gadget atau Smartphone selama pandemi COVID-19. Jika dilihat sesuai data dari Sekretaris Ikatan Profesi Optemtris Indonesia (IROPIN) yang menyatakan bahwa perbandingan hasil riset kesehatan dalam gangguan mata pada anak usia dini teutama pada anak sekolah mengalami penngkatan yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 24,7% namun pada tahun 2023 terdapat 30-40%. Dari data tersebut menurut kami penggunaan Gadget atau Smartphone menjadi faktor yang sangat signifikan yang mana dalam kurun waktu dua tahun terakhir yang mana kegiatan belajar yang dilakukan secara jarak jauh dan dilakukan setiap hari menggunakan Gadget atau Smartphone.

Menurut kami, walaupun penggunaan Gadget dan Smartphone mempermudah dalam kegiatan khususnya belajar di masa pandemi, namun penggunaan Gadget atau Smartphone yang terlalu sering dapat menjadikan anak usia dini kecanduan dan susah lepas dengan Gadget atau Smartphone. Hal tersebut secara tidak langsung menimbulkan hal buruk pada anak usia dini salah satunya adalah gangguan pengelihatan dini yaitu Refraksi. Refraksi merupakan salah satu gangguan pengelihatan pada anak usia dini yang terjadi ketika kondisi cahay yang diterima oleh mata tidak terfokus pada retina, yang mana menghasilkan gambar yang blur atau kabur di retina anak yang bisa menyebabkan myopia, hyperopia dan juga astigmatism.

Menurut kami, ganguan penglihatan tersebut dapat ditandai dengan anak yang sering mengeluh sakit kepala dan juga pandangan kabur setelah membaca lama. Jika dilihat secara aspek fisik, anak usia dini yang mengalami gangguan tersebut memiliki mata yang terlihat sayu jika melihat sesuatu yang terang. Dan juga jika kita liat anak usia dini yang memiliki gangguan tersebut akan sering mengucek mata dan mengeluarkan air mata yang berlebih.

Menurut kami, hal tersebut juga terjadi karena juga banyak faktor salah yaitu faktor orangtua dan faktor lingkungan yang terlambat menyadari atau mendeteksi. Faktor orangtua merupakan faktor utama yang telalu membiasakan anak dan tidak memberikan kontrol atau batas waktu tertentu dalam penggunaan Gadget atau Smartphone. Faktor orangtua juga sering terlambat mendeteksi atau kurang peka terhadap keluhan-keluhan yang terjadi pada pengelihatan anak merek. Mereka baru menyadari efek dari penggunakan Gadget atau Smartphone yang berlebihan biasnya ketika mengetahui prestasi anak yang selalu menurun disetiap waktu. Faktor yang selanjutnya adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan menurut kami juga berpengaruh pada gangguan tersebut. Lingkungan di zaman sekarang terlalu menormalisasi penggunaan Gadget atau Smartphone pada anak usia dini terutama pasca pandemi COVID-19. Anak usia dini sekarang banyak yang sudah memiliki Gadget atau Smartphone pribadi dan mereka juga bisa mengkases apapun kapanpun dan dimanapun.

Dapat disimpulkan bahwa menurut kami pertumbuh dan perkembang anak usia dini terutama pada pasca pandemi COVID-19 sempat teganggu dengan adanya peningkatan gangguan pengelihatan yang disebabkan oleh penggunaan Gadget atau Smartphone yang berlebihan. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain adalah faktor orang tua yang tidak memberikan kontrol atau batasan tertentu dalam penggunaan Gadget atau Smartphone. Faktor yang lainnya yaitu faktor lingkungan yang menormalisasi penggunaan Gadget atau Smartphone secara pribadi pada anak usia dini. Karena hal tersebut mereka dapat mengakses apapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa batas kontrol dari orang tua sehingga mempengaruhi pertumbuh dan perkembang dari anak usia dini baik itu dari aspek fisik, dan aspek emosional.

Baca juga: Ramai Istilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun