Mohon tunggu...
Happy Annisa Nurhapsari
Happy Annisa Nurhapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan mencari banyak teman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Kehidupan Mahasiswa di Perantauan

3 Februari 2022   11:14 Diperbarui: 3 Februari 2022   11:22 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa rantau adalah salah satu hal yang paling menarik dari setiap kampus, dimanapun, dan di angkatan berapapun. Menjadi seorang mahasiswa rantau tentu bukanlah hal yang mudah dilakoni, mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, yaitu tempat perantauan mulai dari awal. Namun tentu saja ada alasan dibalik para mahasiswa memilih untuk merantau ke luar kota demi menuntut ilmu di kampus yang mereka impikan, salah satunya adalah melatih kemandirian.

Seperti Alea Martiza Mustain, mahasiswi tingkat satu asal kota Surakarta yang memutuskan untuk merantau kuliah di kota Purwokerto. Belajar untuk lebih mandiri menjadi tuntutan Alea selama menjalankan kuliah di luar kota.

"Sejak dulu saya selalu merasa terlalu kurang dalam mengandalkan diri sendiri, meski sudah mencoba berlatih selama berada di bangku sekolah. Itulah yang menjadikan alasan paling utama dalam memilih kampus di luar kota, yaitu ingin menjadi pribadi yang lebih mandiri," tutur mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman itu.

Selain itu, Alea menyebutkan, bahwa berkuliah di luar kota dan tentunya juga tinggal di kos, merupakan salah satu cara paling ampuh untuk mengasah kemandirian, mengenali diri sendiri lebih jauh, dan berusaha terbiasa hidup sendiri karena tidak selamanya kita bisa bergantung pada orang lain.

Dari setiap pengalaman, tentu ada hal yang pahit maupun mengesankan. Begitu pula dengan Alea, meski ia menyebutkan bahwa pengalaman yang ia dapatkan belum cukup banyak karena masih merantau selama setengah semester saja.

"Cerita pengalaman saya tentu belum cukup, namun untuk hal yang pahit tentu ada. Hal pahit itu adalah misalnya ketika sedang sakit, saya tetap harus berusaha sembuh sendiri walau banyak teman yang membantu. Selain itu, merasa homesick itu pasti. Meskipun rasa homesick itu tidak muncul setiap saat, namun ada kalanya ketika saya sedang lelah atau butuh teman untuk bercerita, disitulah saya merasakannya," kata mahasiswi jurusan Ilmu Politik itu.

Bagi Alea, rasa rindu dengan keluarga di rumah atau homesick dapat terobati dengan cara telepon atau video call, meskipun tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi untuk bisa menghilangkan rasa rindu tersebut. Selain hal-hal di atas, Alea juga mendapat beberapa pengalaman mengesankan selama berada berkuliah di luar kota.

"Ada banyak hal yang membuat saya menjadi lebih bersyukur, salah satunya bertemu teman-teman baru yang baik dan sangat welcome kepada saya. Selama ini kami bertemu secara virtual karena pembelajaran dilakukan secara daring (online), ketika kami berjumpa langsung di kampus, hal itu terasa sangat mengesankan menurut saya. Saya berpikir bahwa bertemu dan akrab pada orang baru pertama kali bukanlah perkara yang mudah," ujar Alea.

Alea (paling kanan) bersama Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Foto : Dokumen Pribadi)
Alea (paling kanan) bersama Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Foto : Dokumen Pribadi)
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu juga menambahkan, terdapat kebiasaan baru yang ia terapkan selama di perantauan, yakni membuat jadwal agenda tentang apa yang akan ia lakukan dalam satu hari. Kebiasaan ini merupakan hal yang baru menurut Alea, walau mungkin sebagian orang sudah melakukannya.

Selama merantau, tentu saja para mahasiswa ini memiliki kendala, namun beberapa kendala tersebut cenderung lebih dinamis. Mereka bisa saja tidak menemukan kendala yang sama setiap harinya, karena sebelumnya tidak pernah berekspektasi tentang apa yang akan terjadi pada hari itu. Namun itulah hal yang unik dari menjadi seorang mahasiswa rantau, karena mereka memiliki rasa kemandirian yang lebih dibanding mahasiswa non-perantau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun