Kristologi yang Diselewengkan: Mengcounter Ajaran Miring tentang Yesus bukan Juruselamat
Mengutip dari YouTube Truth.id, Erastus Sabdono berpendapat,"Tetapi kalau saudara merasa Yesus itu Yahwe sendiri Logos sendiri. Kalau saya memahami tidak demikian!"Pernyataan ini sama dengan mengatakan bahwa Yesus bukanlah Juruselamat.
Ucap salah seorang pendeta dalam seminarnya di sebuah akun channel YouTubenya yang tersebar luas dan ditonton khalayak ramai.
Polemik tersebut kemudian menjadi perbincangan"hangat"di antara sesama orang percaya (Kristen) di sosial media dan juga di group-group Whatsapp (WAG), baik para alumni maupun mahasiswa-mahasiswi STT (Sekolah Tinggi Teologi).
Pernyataan semacam ini mengindikasikan kondisi iman yang (sangat) berbeda (dan atau bukanlah iman di dalam Kekristenan), meskipun mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat. Sekalipun seseorang mengaku sebagai orang percaya, bahkan pendeta sekalipun, namun jika pernyataan dan pengajarannya (bahkan imannya) semacam itu digaungkan dan diproklamasikan di depan publik, maka orang yang bersangkutan adalah bidat dalam pandangan penulis.
Pengajaran-pengajaran demikian sama sekali bertentangan dengan prinsip dasar pengajaran iman Kristen yang sejati.
Bagi Erastus Sabdono, Yesus disebut sebagai juruselamat karena taat melakukan tugas yang diberikan oleh Elohim Yahweh (Allah) dan sekaligus dengan mati-Nya di kayu salib melegitimasi ketaatan-Nya sebagai Anak Allah---Itulah mengapa Yesus disebut Juruselamat. Imbuhnya.
Tentu pemahaman ini sesat dan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Alkitab (secara sola scriptura dan tota scriptura).
Erastus Sabdono mengklaim bahwa sumber dan kausa keselamatan adalah hanya Elohim Yahweh saja. Elohim Yahweh-lah Sang pemrakarsa keselamatan, dan bukan Yesus.