Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Amanat Agung: Setia dan Bertahan Beritakan Kabar Baik

28 April 2024   18:26 Diperbarui: 28 April 2024   19:12 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi setia dan bertahan dalam Pekabaran. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu. (Matius 24:12-14; Lukas 21:13, 19).

"Mempertahankan (sesuatu hal yang telah diraih) jauh lebih sulit daripada memulai dan atau meraih (sesuatunya) dari awal."

Begitulah istilah yang digunakan kebanyakan orang dalam menggambarkan sikap ulet dalam bekerja, bertahan dan setia. Ibarat seorang siswa yang mendapat juara umum di sekolahnya akibat kerja kerasnya belajar setiap harinya, tiba-tiba di tahun depannya, ia tidak lagi mendapatkan juara umum tersebut dikarenakan tidak ulet lagi belajar.

Demikianlah penulis menggambarkan kehidupan manusia dewasa ini (maupun dalam kehidupan Kekristenan) menjelang akhir zaman. Dimana akan banyak orang yang mengalami kasih yang dingin, saling membenci, banyak "para beludak" menyesatkan orang lainnya dari pengajaran-pengajarannya yang sesat itu dan ada yang murtad (Matius 24:10-12).

Pointnya bukan disitu. Karena segala sesuatu itu memang harus terjadi (lihat: ayat 6), seperti yang dikatakan Yesus, dan janganlah kamu terkejut bak ibarat orang yang belum percaya.

Pada waktu itu murid-murid Yesus menanyai Yesus disaat-saat sendirian dengan Yesus. Para murid menanyai-Nya tentang dua hal, yakni: "Tentang tanda kedatangan Yesus kedua kali ke bumi dan tanda kesudahan dunia."

Dan Yesus banyak menyampaikan mengenai tanda-tanda kesudahan segala sesuatunya itu kepada mereka, termasuk menyuruh para murid untuk waspada kepada para penyesat. Banyak orang akan memakai nama-Nya dalam penyesatannya, akan ada deru perang dan kabar-kabar tentang perang, para murid akan disiksa dan dibunuh dan semua bangsa akan membenci mereka karena nama Yesus, banyak orang akan murtad, banyak orang akan saling membenci, makin banyak kedurhakaan dan kasih semakin dingin (ayat 4-12).

Setia dan Bertahan Beritakan Kabar Baik 

Yang mau penulis sampaikan dalam tulisan ini ialah apakah Anda masih bertahan dengan "iman yang seperti itu" sampai saat ini? Apakah Anda masih memberitakan Kabar Baik itu sampai detik ini? Atau malah tidak pernah sama sekali memberitakan Kabar Baik itu? Dan terakhir, apakah Anda akan setia bertahan dalam iman Anda itu dan setia mengabarkan Kabar Baik-Nya?

Stephen Tong berkata,"Saya berkata kepada saudara, jikalau pendeta-pendeta menghalangi orang-orang mengabarkan Injil, biarlah dia masuk neraka! Jika penginjil-penginjil tidak mengabarkan Injil, copot jabatanmu! Jika semua majelis-majelis dan tua-tua tidak mendorong dan mengabarkan Injil, turun dari jabatanmu!"

Senada dengan itu, Michael K. Shipman lebih sedikit lembut, berwibawa dan tegas berdasar firman, berkata:"Pola penginjilan kerasulan dalam Perjanjian Baru adalah gaya penginjilan masa silam yang perlu diterapkan di setiap abad sampai Yesus datang lagi. Yesus mendorong para murid yang mula-mula itu untuk mengabarkan Injil sambil mengingatkan mereka bahwa pelaksanaan Amanat Agung harus diteruskan hingga akhir zaman. Yesus berkata, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya (Mat. 24:14)." 

"Kesudahannya" belum tiba, jadi ini berarti pelaksanaan Amanat Agung belum selesai. Penginjilan gaya kerasulan akan menjangkau semua suku bangsa, setelah itu barulah Yesus datang untuk kedua kalinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun