Mohon tunggu...
Haposan Christian
Haposan Christian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Merupakan Siswa SMA

mempunyai hobi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Hati ke Hati: Kumpulan Kolom yang Menggugah Emosi dan Kesadaran

9 November 2024   07:59 Diperbarui: 9 November 2024   08:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/citizen6/read/2578649/masih-malu-ini-6-alasan-kamu-harus-bangga-berbahasa-indonesia

Ketamakan: Jalan Menuju Kehampaan dan Kerusakan

Ketamakan manusia sering digambarkan sebagai dorongan untuk mendapatkan lebih banyak dari yang dibutuhkan, tanpa peduli dampaknya pada orang lain atau lingkungan. Seperti seorang petani yang memetik semua buah dari pohonnya tanpa menyisakan satupun, orang yang tamak tidak pernah merasa cukup. Mereka terus mengejar kekayaan, kekuasaan, atau kesenangan, dengan harapan bahwa hal-hal tersebut akan membuat mereka bahagia. Namun, seperti pohon yang akhirnya mati karena terus dieksploitasi, ketamakan ini hanya membawa kerusakan, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan.

Selain itu, ketamakan membuat orang selalu merasa kurang, meskipun mereka sudah memiliki banyak. Misalnya, perusahaan besar yang terus mengejar keuntungan dengan mengorbankan kesejahteraan karyawan atau lingkungan. Tindakan ini tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merusak keseimbangan yang penting untuk menjaga kesuksesan jangka panjang. Seperti menggali lubang yang semakin dalam, ketamakan hanya akan membawa kehancuran dan rasa hampa

Cinta yang Mendalam: Akar dan Lautan yang Kokoh

Cinta yang mendalam seperti akar pohon yang menancap kuat di dalam tanah. Akar itu tidak terlihat, tapi penting untuk membuat pohon tumbuh besar dan kuat. Begitu juga dengan cinta yang tulus---walau sering tak tampak, kekuatannya terasa dalam setiap perhatian dan pengorbanan. Seperti akar yang terus mencari nutrisi, cinta yang mendalam selalu berusaha mendukung orang yang dicintai, bahkan di saat-saat sulit. Pohon yang kuat bisa bertahan dari badai karena akarnya, begitu pula cinta sejati yang tetap kokoh meski menghadapi masalah.

Di sisi lain, cinta mendalam seperti lautan yang tenang di permukaan, tetapi sangat dalam di bawahnya. Di atas, mungkin terlihat biasa saja, tapi semakin kita menyelam, semakin banyak yang kita temukan---pengertian, kesetiaan, dan kasih sayang yang tak habis-habisnya. Seperti lautan yang menenangkan, cinta ini memberi rasa aman dan damai, meskipun ada masalah di sekitarnya. Ketika seseorang mencintai dengan dalam, dia bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan, sama seperti laut yang menerima setiap ombak, besar atau kecil.

Andi: Mimpi Besar di Tengah Keterbatasan

Andi adalah seorang anak yang tumbuh dalam keterbatasan. Rumahnya kecil dan sederhana, dengan atap bocor saat hujan. Setiap pagi, ia membantu orang tuanya berjualan di pasar sebelum bergegas ke sekolah. Meskipun hidup dalam kesulitan, Andi selalu tersenyum dan menyimpan impian besar untuk menjadi insinyur. Ia ingin membangun rumah yang kokoh untuk keluarganya dan membantu masyarakat di desanya.

Andi menyadari bahwa jalannya tidak mudah, tetapi semangatnya tak pernah pudar. Ia belajar dengan tekun meskipun buku-bukunya lusuh. Ketekunannya mendapat pujian dari guru-gurunya. Bagi Andi, keterbatasan bukanlah penghalang; ia yakin dengan kerja keras dan ketekunan, ia dapat meraih cita-citanya dan membuktikan bahwa anak dari latar belakang sederhana pun bisa sukses.

Perbandingan Kolom Dorik dan Kolom Ionik dalam Arsitektur Yunani Kuno

Kolom Dorik dan Ionik dalam arsitektur Yunani Kuno menunjukkan perbedaan gaya dan penggunaan yang mencolok. Kolom Dorik dikenal karena kesederhanaan dan kekokohannya, dengan bentuk tebal, dasar sederhana tanpa dekorasi, dan kepala kolom bulat datar. Biasanya digunakan dalam bangunan yang membutuhkan kekuatan struktural, seperti kuil Parthenon di Athena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun