Mohon tunggu...
Haposan Christian
Haposan Christian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Merupakan Siswa SMA

mempunyai hobi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perpustakaan: sang Penghibur

17 September 2024   20:44 Diperbarui: 17 September 2024   20:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.loyola-smg.sch.id/studi-banding-ke-perpustakaan-kolese-kanisius-jakarta/

Kolese Kanisius: Dahulu, Kini, dan Nanti

Kolese Kanisius, salah satu institusi pendidikan tertua dan paling bergengsi di Jakarta, memiliki tempat khusus dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Dari segi akademik maupun karakter, sekolah ini telah melahirkan banyak tokoh berpengaruh dalam berbagai bidang. Namun, bagi saya, lebih dari sekadar tempat menimba ilmu, Kanisius adalah ruang yang mendukung pembentukan diri secara holistik---membentuk pribadi yang berintegritas, berpikir kritis, dan peduli terhadap sesama. Sejarah panjang dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses pendidikan di Kanisius tidak dapat dilepaskan dari perkembangan fisik dan ruangannya, salah satunya adalah perpustakaan.

 Perpustakaan Kanisius Dahulu: Simplicitas dan Ketenangan

Perpustakaan Kolese Kanisius dahulu terletak di kantin SMA, di sebuah sudut yang tersembunyi dan tenang. Ini adalah ruang yang mungil dan sederhana, namun suasana yang dihadirkannya memberikan pengalaman yang sangat pribadi dan mendalam. Dikelilingi oleh suara gemericik air dari kolam ikan di sampingnya, perpustakaan ini menjadi tempat perlindungan bagi siswa yang mencari ketenangan, baik untuk belajar maupun untuk sekadar merenung. Dalam kesederhanaan ruang dan atmosfernya, perpustakaan ini menawarkan sebuah ironi yang manis---di tengah hiruk-pikuk kantin dan kegiatan sekolah, ada sebuah oasis kedamaian di mana pemikiran bisa berkelana tanpa gangguan. Di sini, saya merasa bahwa perpustakaan lama ini memberikan lebih dari sekadar buku atau informasi. Ia menjadi tempat saya melarikan diri dari dunia luar, menciptakan ruang bagi refleksi dan pengembangan diri. Suasananya begitu intim, hampir seperti berada di dunia yang berbeda, di mana waktu seakan berhenti sejenak.

 Kini: Sebuah Transformasi Fisik

Saat ini, perpustakaan di Kolese Kanisius telah berubah secara drastis. Ditempatkan di gedung Ignatius yang lebih besar dan modern, perpustakaan ini sekarang menjadi ruang yang lebih terbuka dan tampak lebih megah. Dari sudut pandang fasilitas, ini adalah langkah yang sangat positif---buku yang lebih banyak, ruang yang lebih luas, dan tentu saja, infrastruktur yang jauh lebih baik. Namun, bagi saya, meskipun ketenangan tetap ada, perpustakaan baru ini kehilangan elemen keintiman dan privasi yang dimiliki oleh perpustakaan lama. Di perpustakaan lama, ada perasaan seolah-olah ruang itu benar-benar milik saya, sebuah ruang kecil yang menyambut dan memahami saya. Perpustakaan baru, dengan segala kemegahannya, terasa lebih formal dan kurang hangat. Barangkali, hal ini tidak sepenuhnya negatif, tetapi bagi mereka yang merasakan perpustakaan lama, perpustakaan baru ini tidak bisa menggantikan perasaan nostalgia dan koneksi emosional yang pernah hadir.

 Nanti: Masa Depan Pendidikan di Kolese Kanisius

Dengan segala perubahan yang terjadi, saya percaya bahwa Kolese Kanisius tetap akan menjadi institusi yang unggul dalam membentuk individu-individu yang tangguh dan berkarakter. Akan tetapi, ada satu harapan yang saya pegang erat: bahwa di tengah modernisasi fisik dan kemajuan teknologi, Kanisius tidak melupakan nilai-nilai esensial yang telah mengukir sejarahnya. Tempat-tempat seperti perpustakaan lama mungkin tidak lagi ada dalam bentuk fisik, tetapi esensi dari tempat-tempat tersebut---ruang untuk refleksi, kedamaian, dan pengembangan diri harus tetap dipertahankan. Ruang fisik bisa berubah, tetapi nilai-nilai dasar yang mendukung pembentukan karakter tidak boleh tergerus oleh zaman. Mungkin perpustakaan masa depan di Kanisius akan lebih canggih lagi, mungkin akan ada teknologi yang lebih maju dan metode pendidikan yang semakin modern. Namun, saya berharap, perpustakaan tersebut tetap menjadi ruang yang bukan hanya menyimpan pengetahuan, tetapi juga menawarkan ketenangan, privasi, dan kesempatan untuk merenung, seperti yang dilakukan perpustakaan lama bagi banyak generasi siswa. 

Pada akhirnya, Kolese Kanisius, dengan segala perkembangannya, akan selalu menjadi tempat yang mendukung pertumbuhan pribadi. Semoga Kanisius terus berinovasi tanpa melupakan akar dan esensi yang telah membuatnya menjadi seperti sekarang---tempat di mana individu-individu tidak hanya tumbuh secara intelektual, tetapi juga secara moral dan spiritual.

Penulis : Haposan Christian Gultom XII-6/ 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun