Mohon tunggu...
Aldy Artrian
Aldy Artrian Mohon Tunggu... -

belajar menulis, belajar berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Paham Pegas-isme

9 Desember 2010   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:52 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekan-rekan tahu kan bentuk pegas itu seperti apa. Apa pula fungsinya. Pegas atau yang biasa juga disebut "per" ini  berbentuk spiral dan terbuat dari bahan logam yang mempunyai bentuk cenderung tetap. Elastisitas pegas yang baik adalah ketika ia ditekan ataupun ditarik, dan saat dilepas akan kembali pada bentuk semula.

Masih ingatkan cara kerja pegas seperti apa, jika ia di tekan maka akan melesat keluar berbanding lurus dengan gaya yang diberikan. Semakin kuat atau berat tekanan yang diberikan, ketika dilepaskan tekanan tersebut maka daya lesat keluar akan semakin kuat. Begitupun sebaliknya jika diberi gaya tarik. Tentunya, bahan dan ukuran pegas juga mempengaruhi gaya yang akan dihasilkan setelah diberi tekanan atau tarikan. Lalu, sadar tidak rekan-rekan kalau banyak diantara kita yang menganut paham Pegas-isme?? Yah, mungkin tanpa sadar telah menjelma menjadi sebuah paham keyakinan, ya. Tanpa sadar mungkin diantara kita juga sebagai penganut dan pelestarinya lho.

Seperti begini nih contohnya, jika kita mahasiswa diberi tugas oleh dosen untuk mengerjakan sesuatu/ tugas mata kuliah. Waktu yang diberikan dosen itu anggap saja satu bulan lamanya, karena pertimbangan tugas itu agak susah dan diperlukan banyak referensi, jadi butuh waktu yang layak untuk mengerjakannya. Tapi, ternyata yang ada tugas itu mampu dikerjakan dalam waktu semalam, sehari sebelum deadline nya euy! Ngebut gas poll! Bahkan telah masuk masa injury-time juga lho! huaa! Mungkin tidak jauh berbeda dalam dunia pekerjaan bahkan bisa jadi merambah dalam rumah tangga juga ya.

Istilah populernya saat ini "The Power of Kepepet" ya. Yah, ternyata banyak diantara kita yang mampu melesat cepat disaat-saat genting menghampiri. Ibaratnya, potensi dan kemampuan akan keluar lebih optimal apabila telah dalam kondisi tertekan dan terdesak. Serupa dengan prinsip kerja pegas, semakin kuat tekanan kedalam maka gaya hentak keluarnya juga akan makin kuat. Bisa dikatakan, masuk dalam golongan penganut paham Pegas-isme, donk. hehe! Kalau dipikir-pikir sih tak salah, tapi ya sayang juga sih jika baru menyadari potensi yang dimiliki disaat kondisinya sedang tidak ramah. Jika sejak awal menyadari akan potensi yang dimiliki, lalu diasah dan dikembangkan pasti hasil yang diperoleh jauh lebih baik berkali lipat dibanding hasil dari letupan-letupan karena terdesak keadaan. Ibarat lesatan yang terencana, peluang untuk mencapai target akan semakin besar, ketimbang yang bersifat spontanitas saja. Apapun itu, masing-masing dari kita yang paling mengerti kondisi dan kemampuan diri sendiri. Sadari dan kembangkan potensi cemerlang kita, hingga tak ada kesempatan untuk menyalahkan keadaan. ;)

Selamat Berpetualang!

Salam Melesat!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun