Mohon tunggu...
Aldy Artrian
Aldy Artrian Mohon Tunggu... -

belajar menulis, belajar berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Saat Pesut Mahakam Cemburu dengan Komodo

14 November 2011   06:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:42 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah menjalani perjalanan yang panjang, akhirnya upaya untuk memasukan Pulau Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia akhirnya terjawab sudah. Pulau Komodo kini akan menjadi perhatian internasional, mengingat keistimewaan dan pesona yang dimilikinya. Tentu hal ini bukan tanpa maksud, ada harapan besar yang terkandung dibalik perjuangan panjang ini. Itulah mengapa harapan mampu menjadi barang mahal, yang mampu menghipnotis setiap orang untuk berbuat. Mungkin harapan adalah suatu hal indah yang mampu menggerakan.  Selanjutnya, bagaimana setelah menjadi bagian dari keajaiban dunia, Pulau Komodo mampu menjadi pemantik efek domino bagi kesejahteraan masyarakat sekitar sekaligus untuk melestarikan ekologinya.

Setelah Pulau Komodo dan komodonya kini menjadi aset dan perhatian dunia, tentu kita akan sepakat jika masih banyak hal yang masih layak untuk dijadikan sebagai keajaiban dunia. Kemudian kita akan sadar, untuk menjadi istimewa tidak perlu harus diakui oleh sebuah institusi/ lembaga, lebih-lebih jika hanya berorentasi komersil. Disekeliling kita sendiri sejatinya adalah suatu keajaiban, yah setidak-tidaknya menurut kita secara pribadi.  Setelah Komodo dideklarasikan sebagai bagian dari keajaiban dunia, mungkin kini Komodo dapat berbahagia dan  bermanja diri. Tetapi di daerah lain -masih di tanah air yang sama- ada satwa yang nasibnya sangat berbeda, yaitu Pesut. Pesut Mahakam tepatnya. Pesut yang masih satu keluarga dengan Lumba-lumba dan Paus, juga termasuk sebagai mamalia air, bedanya habitatnya pada perairan tawar pada daerah tropis. Menurut suatu sumber, di dunia ini Pesut hanya ada di tiga lokasi berbeda, yakni Sungai Mahakam (Indonesia), Sungai Mekong (Vietnam) dan Sungai Irrawaddy (Myanmar). Tapi lebih yang mengejutkan, dalam suatu pemberitaan, keberadaan Pesut di Sungai Mekong dan Sungai Irrawaddy telah PUNAH. Sudah jelas kini Pesut hanya terdapat di Sungai Mahakam (sungai terbesar di Propinsi Kalimantan Timur) -warga setempat menyebutnya Pesut Mahakam-. Maka dapat dipastikan Sungai Mahakam, atau Indonesia menjadi benteng terakhir kelestarian satwa langka ini. Tapi sayang sejuta sayang. Satwa ini telah menuju gerbang kepunahan. Terabai dan terlupakan.

[caption id="attachment_143486" align="alignleft" width="334" caption="sumber: puksipuksi.blogspot.com"][/caption]

Menurut catatan Denielle Kreb (peneliti berkebangsaan Belanda), saat ini jumlah pesut yang masih dapat terdeteksi diwilayah Kaltim berkisar 50 an ekor saja. Jumlah ini tentu turun drastis daripada puluhan tahun yang lalu. Habitat yang rusak oleh limbah rumah tangga dan penambangan kayu dan batubara, ramainya lalu lintas sungai dan pencemaran bahan bakarnya, seringnya banjir sehingga mempercepat pendangkalan sungai, yang kemudian juga terbatasnya ketersediaan bahan makanannya (ikan dan udang). Ini semua semakin mempercepat ketimpangan ekosistem satwa langka itu. Setidaknya dalam setiap tahun, ditemukan 2-3 pesut mati, biasanya karena terperangkap jaring nelayan atau terjebak dan terdampar pada perairan dangkal. Sangat disesalkan, kondisi ini tidak banyak diperhatikan apalagi dipedulikan oleh banyak orang. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah cenderung tidak menyentuhnya, ini bisa dilihat minimnya kampanye-kampanye untuk  perlindungan mamalia air ini dari kepunahan. Perilaku masyarakat yang semakin menyudutkan keberadaan satwa ini juga harus disadarkan. Di Kaltim sendiri, Pesut ramai-ramai dijadikan sebagai lambang ataupun monumen kebanggaan daerah, tetapi terabai dalam strategi dan tindakan pelestariannya. Atau mungkin cara berpikir mereka lebih pada menyiapkan dokumentasi atau album kenangan jika sewaktu-waktu Pesut benar-benar tidak dapat lagi ditemukan. Semoga saya keliru.

Tentu kita punya harapan dan sangat berharap, jika nasib Pesut Mahakam tidak menambah panjang deretan satwa yang telah punah di dunia ini. Pesut Mahakam juga perlu dibela dan dijaga hak hidupnya, sebelum Tuhan benar-benar mengambil sepenuhnya dari manusia yang selalu lalai. Upaya ini harus diusung dan didukung oleh segenap anak negeri, kekuatan bersama selalu meringankan. Kepedulian dan ketulusan adalah keajaiban sejati dalam sejarah hidup kita sendiri.

SAVE PESUT MAHAKAM, SAVE OUR NATION!

[caption id="attachment_143482" align="alignnone" width="256" caption="sumber: Chilika.com"][/caption]

Pesut Mahakam pasti cemburu, jika ia tau hidupnya tak seberuntung Komodo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun