Mohon tunggu...
Rina Sulistiyoningsih
Rina Sulistiyoningsih Mohon Tunggu... -

Seorang Wanita Biasa, campuran Jawa dan Padang... Lahir di Sentani, Irian jaya..menghabiskan masa sekolah di Pontianak lalu lanjooot ke Malang..Sekarang lagi menikmati kesuksesan hidup... menyusuri setapak...sesekali menoleh kanankiri, berhenti sesaat di persimpangan, tak ingin larut dalam titik beku.... menatap masa depan dan meraih impian.... Wanita Single yang 'gila kerja' sampe lupa mandi hehehe... suka menulis puisi dan cerpen sejak bergabung dengan www.kemudian.com dua tahun yang lalu dan bercita-cita ingin punya buku sendiri.... semoga....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengecap Lara

21 Juli 2010   05:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tahu waktu kita tak banyak. Menghitung tetes-tetes airmata itu sesak. Telah kupilih dengan terpaksa menjadi orang asing di kediamanku. Ini rumahku. Sudah kauberikan sebagai pusaka yang mengenyangkanku. Dulu. Ketika kebun anggur masih terus rindang pokoknya dan burung-burung kecil masih berkicau riang di pucuknya. Aku tahu waktu kita tak banyak. Tungku-tungku asa telah penuh dipembakaran. Ingin mengabu lalu berkawan debu. Cinta yang kauperam untukku telah pendek nyawa. Menggiling kau dengannya di pusaka yang mengenyangkanku. Benar kiranya umurku menuju habis. Pusaka untukku kini nisan. telah kupilih dengan terpaksa... Kamboja mengering lara sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun