Jika bicara tentang gunung Kawi, banyak orang mempersepsikannya dg aktifitas pesugihan.
Walaupun tidak 100% benar, karena gunung Kawi sendiri masuk salah satu daerah wisata di kota Malang. Jadi pergi ke gunung kawi bukan berarti melakukan pesugihan, bisa saja kita sedang berwisata seperti biasa.
Tulisan ini akan membahas gunung kawi dari sisi aktifitas pesugihan yg selama ini menjadi mitos dimasyarakat. Tulisan ini juga (penulis harapkan) bisa menjadi semacam klarifikasi benarkah lokasi gunung kawi memang bisa untuk dijadikan tempat pesugihan.
Arti Pesugihan
Apabila mendengar kata pesugihan, byk orang mempersepsikannya sbg hal yg negatif. Itu tidak sepenuhnya benar.
Pesugihan berasal dari kata dalam bahasa Jawa "sugih" yg artinya kaya/makmur/berlimpah secara materi. Pesugihan berarti cara2 atau jalan yg ditempuh orang utk meraih kekayaan tsb.
Ada dua cara yg dilakukan utk meraih kekayaan (pesugihan). Yaitu cara positif dan cara negatif, ada cara halal dan cara haram, atau ada yg menyebutnya dg istilah jalur putih dan jalur hitam.
Baca juga : Lumpang Unik di Petilasan Lereng Gunung Kawi
Mengapa gunung Kawi jadi salah satu lokasi pesugihan?
Gunung Kawi (sama seperti tempat2 keramat didaerah lain) memang memiliki keistimewaan berkaitan dg hal kerejekian dan kemakmuran ekonomi.
Keistimewaan ini berasal dari "Karomah" atau kelebihan yg diberikan Tuhan kpd hamba2nya yg soleh.
Di gunung Kawi ini terdapat 2 makam orang2 yg soleh, yg dikenal dg istilah Pesarean Eyang Gunung Kawi. Nah.. dilokasi pemakaman / pesarean inilah aktifitas pesugihan gunung Kawi terjadi.
Yang disebut Eyang Kawi ada dua sosok (2 orang) yg manunggal / bersinergi menjadi 1 kekuatan. Kedua sosok tsb bernama (nama panggilan) Eyang Sujo dan Eyang Djugo. Siapa mereka? Silahkan browse sendiri di google. Tulisan ini akan terlalu bertele2 jika harus mencantumkan biografi / sejarah kedua sosok tsb.
Baca juga : Pesarean Gunung Kawi, Akulturasi Jawa dan Cina yang Tetap Lestari
Dimasa hidupnya, dipercaya oleh masyarakat sekitar, bahwa Eyang Kawi memang banyak membantu masyarakat dalam hal kemakmuran. Misalnya jika ada hama menyerang lahan pertanian, maka masyarakat sekitar akan meminta bantuan doa Eyang Kawi, atau datang musim kemarau yg berkepanjangan, atau juga membantu orang2 yg terlibat dlm masalah ekonomi, dll.
Karomah / kelebihan yg dimiliki oleh Eyang Kawi masih ada dan dipercaya masih tetap bisa membantu orang2 yg sedang dlm kesulitan ekonomi.
Penulis juga percaya dg karomah ini, dan tidak heran jika dikemudian hari lokasi pesarean Eyang Kawi dijadikan salah satu tempat pesugihan.
Pesugihan gunung Kawi termasuk jalur hitam atau jalur putih?
Setelah penulis uraikan diatas mengenai karomah yg dimiliki oleh Eyang Kawi, pasti pembaca sdh bisa menebaknya sendiri. Jelas sekali, bahwa Eyang Kawi adalah orang soleh, dan karomahnya adalah tanda2 kekuasaan Tuhan. Karomah Eyang Kawi bukan berasal dari Jin, Dedemit, Siluman, Prewangan, Hantu, dll. Dapat disimpulkan, pesugihan gunung kawi beraliran putih.
Bagi yg melakukan pesugihan ini, mereka berwasilah melalui Eyang Kawi (istilahnya mengharap berkah kebaikan) yg terpancar dari karomah Eyang Kawi.
Baca juga : Instagramabel Pahatan Gunung Kawi, Tersembunyi di Balik Lembah Ubud
Mitos makan tumbal manusia
Salah satu faktor kenapa byk orang mempersepsikan pesugihan gunung kawi beraliran hitam dikarenakan mitos ini.
Mitos berkembang dari waktu ke waktu berdasarkan informasi yg kadang hanya copy paste cerita "katanya orang".
Sebetulnya, jalur hitam tidak saja terjadi di gunung kawi. Itu juga terjadi di lokasi2 yg biasanya dikeramatkan. Jangankan di tempat keramat, jika anda melamar jadi PNS tapi dg cara nyogok itu juga sdh termasuk jalur hitam.
Pesugihan gunung Kawi yg beraliran hitam ini terjadi biasanya karena orang yg melakukan pesugihan "tidak tahu" tata cara ritual yg benar.. Â melanggar norma2 yg berlaku di Pesarean tsb.. dan / atau memiliki tujan (niat) yg salah.. apalagi ditambah tidak memiliki penasehat spiritual yg mengerti dan bisa mengarahkan dan membimbing dia.
Klop sudah... Yang datang bukan karomah Eyang Kawi, melainkan raja jin/siluman/dedemit yg numpang hidup disekitar Pesarean gunung kawi.
Jangan coba2 menganggap remeh mistis di gunung kawi, penulis memiliki pengalaman pribadi (yg cukup membuat trauma) berkaitan dg gunung kawi. Dan jika ada mitos pesugihan gunung kawi memakan tumbal, itu bisa jadi benar, jaminannya adalah nyawa manusia.
Tapi.... Sekarang kita tahu, bahwa yg "makan tumbal" adalah aliran hitam. Sedangkan Eyang Kawi sendiri beraliran putih.
Dg adanya tulisan ini, semoga bisa menambah wacana.. sekaligus mengklarifikasi benar / tidaknya pesugihan di gunung Kawi. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H