Harus bagaimana....ÂÂ
Kadang dengan kegilaanku kau malah lebih menerima..ÂÂ..
Tapi bagaimana...ÂÂ.
Caci makimu slalu muncul disaat aku waras....ÂÂ
Apakah kewarasanku kau anggap sebagai sebuah kegilaan...ÂÂ
Mati sajalah...ÂÂ
/sungguh gila keparat keparat itu telah mengkandaskanku dalam kapal kehidupan ini. Bukan aku gila, aku waras tapi kalau kamu mati siapa yang akan membalaskan dendamku pada alam laknat ini
Sang pencipta alam lebih tahu... ÂÂ
pembalasan dendan akan tetap berlaku..ÂÂ
pengadilan akhir yang akan tetap berbicara..ÂÂ
jikalau memang kau dan aku gila...ÂÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!