Buku adalah sarana literasi yang paling utama. Buku merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang literat. Namun ketika internet muncul, pamor buku sempat mengalami kemunduran. Tapi bukan berarti masyarakat tidak membutuhkan buku lagi.
Literasi Indonesia di era demokrasi liberal ini sungguh menyedihkan. Masyarakat lebih mempercayai isu daripada fakta. Media massa pun mempunyai kepentingan masing-masing. Media turut bermain politik. Berita-berita politik pun masih disukai masyarakat. Gosip selebritis dan politisi amat digemari masyarakat.
Masyarakat Indonesia telah melompat dari kelisanan primer ke kelisanan sekunder tanpa melalui fase literasi. Kelisanan sekunder ditandai dengan kemunculan televisi dan radio yang lebih banyak menggunakan suara. Namun timbulnya internet bisa dibilang umat manusia kini memasuki era literasi digital.
Riuhnya demokrasi kita menunjukkan masyarakat masih belum dewasa secara politik. Masyarakat Indonesia belum matang dalam berdemokrasi. Buktinya keributan, konflik, dan kekerasan masih terjadi di beberapa daerah. Lembaga-lembaga demokrasi yang ada seperti KPU dan Bawaslu belum dapat mengatasi konflik dengan baik.
Masyarakat yang literat tidak akan melakukan tindak kekerasan dan pengrusakan. Mereka akan melakukan cara-cara yang beradab untuk menyelesaikan konflik. Masyarakat literat akan menempuh cara-cara yang demokratis. Masyarakat yang literat juga tidak mudah diperdayai oleh janji-janji kampanye yang menyesatkan.
Masyarakat yang literat akan berpartisipasi politik dengan cara-cara yang elegan. Masyarakat yang literat mampu berpikir secara kritis. Mereka mampu mengevaluasi kinerja eksekutif dan legislatif. Literasi akan berkembang baik di era demokrasi dan begitu pula sebaliknya.
Literasi tidak dibutuhkan dalam bidang politik saja, tetapi juga dalam ekonomi. Para pekerja yang memiliki kecakapan yang tinggi akan meningkatkan daya saing suatu bangsa. Pekerja yang memiliki tingkat literasi yang tinggi akan bermanfaat bagi perusahaannya.
Bahkan ada pakar yang menghubungkan antara tingkat literasi dengan pertumbuhan ekonomi. Ada korelasi positif antara tingkat literasi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin maju literasi di suatu bangsa, makin tinggi pula pertumbuhan ekonominya.
Literasi dan demokrasi jelas berkaitan erat. Tanpa literasi, tidak akan ada demokrasi yang mantap. Marilah kita galakkan literasi di negeri kita. Agar tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Wallahu a'lam bisshowab.
                                  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H