Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

The China's Dreams

5 Juni 2019   09:00 Diperbarui: 5 Juni 2019   09:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

China melakukannya melalui diplomasi ekonomi. Sedangkan AS menempuh cara yang kasar dengan menginvasi negara-negara tersebut dengan dalih memerangi terorisme seperti terjadi di Irak. 

China mencoba menjalin hubungan baik dengan semua negara tanpa mempertimbangkan ideologi politiknya. Tujuan China adalah melebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia. China berupaya memperoleh keuntungan ekonomi dengan menjalin hubungan ekonomi dengan banyak negara.

China sangat agresif dalam melakukan ekspansi ekonomi.  Mereka mencoba merumuskan kebijakan ekonomi luar negeri sendiri. China tidak peduli dengan ideologi politik negara-negara yang akan bekerja sama dengannya. Namun yang penting mempunyai irisan kepentingan ekonomi dengan China.

China dapat diibaratkan sebagai "economics animal" atau binatang ekonomi. Segenap elemen bangsa China harus mendukung kebijakan ekonomi negara. Penduduk China amat pandai berdagang sejak dulu kala. China ingin menghidupkan kembali kejayaan masa lampau.

Konflik antara China dan AS pun terjadi dalam memperebutkan sumber-sumber daya alam yang strategis. China berusaha melebarkan pengaruh dengan bantuan keuangan tanpa memperhatinkan kondisi domestik, sedangkan AS dan negara-negara menggunakan HAM dan demokrasi sebagai alat untuk menekan negara-negara dunia ketiga.

Lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia juga memberi syarat-syarat yang berat bagi negara-negara dunia ketiga untuk meminjam uang. China memberi syarat-syarat yang lunak dan mudah tanpa embel-embel apa pun.

Amerika Serikat (AS) telah banyak kehilangan pengaruh di bumi. AS seperti bergerak one man show. Arogansi AS seperti terlihat pada invasi Irak dan Afghanistan telah menimbulkan front anti AS di kalangan negara-negara dunia kedua dan ketiga. 

Peranan AS di dunia terus merosot. Negara-negara G7 mencoba menghegemoni dunia, namun tampaknya usaha tersebut tidak akan sukses lagi.

Masa depan dunia tidak terletak pada AS dan negara-negara Barat lagi. Masa depan dunia ada di Asia. China dan India diprediksi akan menjadi kekuatan adidaya dunia di masa mendatang.

"Mimpi China" nampaknya akan menjadi kenyataan di masa depan. Walaupun China kini masih disebut sebagai negara berkembang. Namun tanda-tanda untuk menjadi negara besar sudah terlihat. 

Berbagai indikator menunjukkan kemenangan China atas negara-negara maju lainnya. Hegemoni China dalam perdagangan dunia tidak dapat dipungkiri lagi. Sementara perekonomian Amerika justru tergantung pada China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun