Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

“Internet Positif,” Bisa!

25 Mei 2015   13:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:37 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini saya menyaksikan sejumlah video di situs milik Microsoft. Dalam sebuah video, diperlihatkan bagaimana upaya Microsoft untuk mengubah dunia dan memberi manfaat kepada masyarakat. Salah-satu video yang ditayangkan berupa kisah seorang ibu tuna rungu yang mendapat alat bantu dengar yang dibuat dengan bantuan peralatan Microsoft. Saya menyaksikan betapa terharunya sang ibu tunarungu saat pertama kali mendengar suara-suara manusia di dekatnya. Ia menangis. Ia tak menyangka ia mampu mendengar. Kini ia mampu mendengar suara anak-anaknya, suaminya, ringkik kuda di peternakan, dan suara alam. Ia tampak begitu bahagia.

Ia bercerita dengan semangat dan penuh terima kasih kepada Microsoft. Video tersebut hanyalah salah-satu video motivasi yang dibuat Microsoft. Intinya agar bagaimana teknologi dapat bermanfaat kepada manusia. Sebenarnya yang ingin disampaikan adalah lebih dari itu. Dengan tulisan “What Can You Do?” Microsoft seolah ingin menasehati kita agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Teknologi hanyalah sarana saja. Di balik teknologi ada manusia yang menciptakannya.

Video yang lain mengisahkan seorang pensiunan guru yang berkulit hitam membuat bus berisi peralatan komputer dan internet untuk anak-anak dari kalangan berpenghasilan rendah. Ia ingin anak-anak itu dapat menikmati fasilitas internet dan bermimpi mengubah dunia. Ia berkata, “Jika kamu mempunyai mimpi dan percaya padanya. Kamu dapat mewujudkannya.” Pengadaan bus itu dan peralatan PC dan internet di dalamnya dapat terwujud dengan bantuan Microsoft.

Anda mungkin dapat mengatakan bahwa video-video itu sebenarnya cuma iklan belaka. Video-video itu dibuat untuk menunjukkan pada dunia bahwa Microsoft tidak semata pembuat perangkat lunak, namun dapat bermanfaat bagi lingkungan. Tapi saya kira kita jangan menilainya begitu saja. Pasti ada hal-hal bermanfaat yang ingin disampaikan Microsoft. Kita harus bermanfaat bagi orang lain. Kita harus berpikir setiap hari apa yang bisa kita sumbangkan kepada dunia. Jangan hidup egois hanya memikirkan diri sendiri. Lakukan apa yang bisa berikan kepada lingkungan kita.

Teknologi dapat membuat hidup kita lebih baik. Kemampuan dan kecerdasan manusia dalam menciptakan teknologi adalah anugerah Tuhan yang Maha Tinggi. Marilah kita dorong anak-anak muda Indonesia dan dunia yang bergelut di bidang teknologi untuk menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Menolong orang cacat, membantu mereka yang tidak mampu adalah amal kebajikan yang luar biasa.

Setelah meninggalkan situs Microsoft, saya membuka akun FB saya.  Masya Allah, banyak berita tidak jelas, gosip, fitnah, perselisihan, perselingkuhan yang mengisi beranda FB dari berbagai macam orang. Saya muak  dan segera saya tutup akun FB saya. Bangsa Indonesia rupanya belum mampu mampu memanfaatkan internet untuk kebaikan. Slogan “Internet Positif” belum mampu merasuki sukma sebagian besar orang di republik ini.

Saya berandai-andai bangsa Indonesia dapat kembali menjadi bangsa yang santun, penuh simpati dan empati, dan berkasih-sayang. Namun yang saya dapatkan justru berbeda. Kata-kata kasar, perselisihan, kecam-mengecam, fitnah-menfitnah, saling tuding, kritik yang tidak santun, dan hal-hal yang tidak baik lainnya mewarnai dunia maya kita. Sepertinya kita harus kembali belajar dari masa lalu di saat bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, sederhanan, dan tepa selira.

Saya rindu Indonesia seperti itu. Sejatinya permasalahan bangsa kita adalah masalah penurunan moral. Bangsa kita kian lama kian meninggalkan moral dan etika. Jadilah kita bangsa yang kasar dan tanpa kasih. Kita sudah lama meninggalkan akhlak yang baik. Bangsa kita hari ini adalah bangsa yang sangar, tidak toleran, tidak sabar, tidak sopan, individualis, dan kejam. Marilah kita mengubah itu semua. Insya Allah bisa.

Catatan: artikel ini saya hanyalah refleksi, bukan iklan Microsoft. Jangan salah-sangka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun