Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Internet Menguasai Dunia

17 April 2015   06:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:00 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet mengubah paradigma politik dan ekonomi kita. Di ruang maya, negara seakan tidak eksis. Namun sebenarnya tidak demikian, negara hadir di dalam dunia maya, tapi kehadiran Negara tidak serepresif. Hanya internet yang bebas sensor. Negara mencoba menyensor internet seperti yang dilakukan China, Rusia, Iran, dan Arab Saudi. Namun entah bagaimana informasi tetap saja bisa keluar masuk. Negara tidak bisa mengendalikan dunia maya dan tidak mungkin bisa.  Internet memungkinkan demokrasi berkembang di negara-negara otoriter. Revolusi Semi Arab membuktikan bahwa internet adalah ruang publik maya di mana berbagai macam gagasan dapat disuarakan. Di internet ada debat dan diskusi. Ada pendapat dan bantahan. Demokrasi berkembang dari diskusi-diskusi di ruang maya. Internet adalah ruang, sekaligus katalisator. Di sini kita bisa melihat bahwa internet membawa nilai-nilai tertentu. Facebook, twitter, blog, menjadi sarana ampuh menyebarkan demokrasi. Peristiwa kekejaman rezim militer Mesir dapat dengan mudah diunggah di Youtube. Di Rusia, gerakan anti korupsi digelorakan melalui internet. Pendeknya, demokrasi dan internet berkorelasi positif. Hampir tak satu pun negara di dunia yang steril dari pengaruh internet.

Perang tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Negara-negara saling serang di internet. Hacker-hacker dari Timur Tengah berusaha meretas situs-situs milik pemerintah AS dan Eropa. AS dan Uni Eropa membalas. Terorisme digital pun menyerang situs-situs negara-negara Barat. Organisasi teroris amat lihat menggunakan internet baik sebagai  sarana propaganda maupun penggetar. Lewat situs-situs tertentu, kelompok-kelompok teroris berkomunikasi dengan agen-agen mereka yang tersebar di seluruh dunia. Mereka juga berusaha mengindoktrinasi atau merekrut calon-calon anggota potensial. Lewat internet pula, mereka menebarkan ketakutan berupa video-video pemenggalan kepala atau pembantaian.

Pemerintah Amerika Serikat tahu betul peranan internet bagi kepentingan politik, ekonomi, dan strategis mereka. Presiden Barack Obama dalam kampanyenya sering menggunaka twitter dan facebook untuk menampilkan citra positif dirinya. Dan dalam hal ini ia berhasil. Internet memang ampuh sebagai sarana komunikasi dan publikasi.  Internet membentuk ruang-ruang baru dalam politik.

Cara kita berbisnis pun  berubah. Uang elektronik (e-money) akan segera menggantikan uang kertas dan koin. Kita berbelanja secara online. Toko-toko online bertebaran di internet. Ekonomi digerakkan oleh informasi. Indeks harga saham ditampilkan secara real-time dengan jaringan internet. Ekonomi dan keuangan bergerak cepat.

Tidak salah kalau ada pakar yang menyebutkan masa depan adalah era knowledge-based economy (ekonomi berbasis pengetahuan). Pengetahuan adalah sesuatu yang penting dan kadang lebih penting dari sekadar kekayaan. Internet mengubah cara pandang kita tentang uang dan kekayaan. Kekayaan sejati tidak berupa tanah atau pabrik. Kekayaan disimpan dalam bentuk saham dan obligasi yang bisa diakses dengan internet.

Alhasil, internet berhasil membentuk terra incognita (daerah yang tidak dikenali) bagi manusia. Kita ternyata belum benar-benar bisa memahami internet. Internet adalah sebuah percobaan masa depan manusia. Kita tak bisa mengelak darinya. Atau kita tenggelam di dalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun