Mohon tunggu...
Hanuun ZoraKhairunnisa
Hanuun ZoraKhairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Utang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan

20 Agustus 2023   20:59 Diperbarui: 20 Agustus 2023   21:44 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dalam upaya pembangunan ekonomi suatu negara. Proses ini melibatkan langkah-langkah yang kompleks, termasuk pengoptimalisasian sumber daya ekonomu seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Namun perlu diingat bahwa peningkatan ekonomi bukanlah upaya yang dapat dijalankan semata-mata hanya dengan tekad yang kuat dari masyarakat. Dukungan sumber daya ekonomi yang produktif menjadi pondasi penting untuk meraih keberhasilan dalam pembangunan ekonomi.

Kenyataannya, kepemilikan sumber daya ekonomi tidaklah merata di antara negara-negara dunia, terutama negara-negara dengan perekonomian yang masih berkembang. Beberapa negara memiliki kekayaan alam tertentu, sementara negara lain mungkin kekurangan dalam jenis sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, upaya membangun ekonomu yang berkelanjutan dan berdaya saing perlu mempertimbangkan keunikan masing-masing negara.

Pertumbuhan ekonomi adalah faktor kunci dalam mengatasi tantangan kesejahteraan dan ketertinggalan ekonomi. Di negara negara besar dunia, upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomu menjadi bagian penting dari strategi pembangunan nasional. Namun, perlu diperhatikan bahwa pembangunan ekonomi yang melebihi daya dukung sumber daya yang ada dalam negeri dapat menimbulkan tantangan sendiri. Terkadang, negara mungkin mengandalkan sumber daya ekonomi dari negara lain untuk menopang pembangunan ekonomi negara tersebut.

Sumber daya modal sering menjadi fokus utama dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi. Pemerintah negara berkembang sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya modal di dalam negeri. Oleh karena itu, mereka mencari dukungan dari negara-negara industri maju melalui penanaman modal asing, investasi portofolio, atau pinjaman luar negeri. Meskipun sumber daya ini dapat memberikan dorongan pada pembangunan, harus diingat bahwa implikasi komersial dan politis juga perlu diperhitungkan.

Dalam skenario ini, negara-negara berkembang harus memastikan bahwa pengelolaan sumber daya ekonomi dan pemanfaatan pinjaman luar negeri berlangsung secara bijaksana. Penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan mereka terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Secara keseluruhan, upaya menuju peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi adalah tugas yang kompleks. Memahami keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya yang efisien akan memastikan bahwa tujuan pembangunan ekonomi dapat dicapai dengan cara yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.

Keberadaan pinjaman luar negeri atau hutang luar negeri telah menjadi hal yang tak terpisahkan dari proses pembangunan negara-negara berkembang. Negara-negara seperti Indonesia sering mengandalkan hutang luar negeri untuk mengatasi kesenjangan dalam tabungan, yaitu perbedaan antara nilai tabungan dan nilai investasi. Transformasi dari kebijakan politik lama menjadi orientasi baru pada pembangunan ekonomi membawa perubahan strategi pembangunan yang melibatkan penggunaan hutang luar negeri.

Secara teoritis, pemanfaatan hutang luar negeri dapat dijustifikasi sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan dana dalam pembangunan dalam negara. Dengan pengelolaan yang cermat dan terarah, dana dari hutang tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mendukung proyek-proyek pembangunan yang pada akhirnya dapat memberikan hasil guna membayar cicilan hutang dan bunga. Namun, seiring berjalannya waktu, akumulasi hutang luar negeri menjadi persoalan yang semakin penting ketika jumlahnya terus bertambah dan memberikan beban anggaran negara yang semakin besar.

 dari pembayaran pokok dan bunga hutang luar negeri yang meningkat secara signifikan menghadirkan tantangan bagi pemerintah dalam mengarahkan alokasi anggaran negara. Keberlanjutan pembayaran hutang dapat membatasi fleksibilitas dalam alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan mendasar rakyat. Pada titik ini, hutang luar negeri yang semula dirancang sebagai alat pengisi dana pembangunan berubah menjadi hambatan dalam upaya pembangunan itu sendiri.

Menghadapi kompleksitas ini, penting untuk mengakui bahwa hutang luar negeri memiliki peran dan dampak yang kompleks dalam pembangunan ekonomi. Sementara hutang dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk memajukan proyek-proyek pembangunan, risiko ketergantungan yang terkait dengan hutang juga harus diwaspadai. Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan cermat seberapa besar hutang yang dapat diambil tanpa membahayakan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Mempertimbangkan berbagai aspek ini, penanganan hutang luar negeri memerlukan keseimbangan yang cermat. Penting bagi pemerintah untuk menjalankan kebijakan yang berfokus pada penggunaan hutang untuk tujuan produktif dan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan hutang juga penting agar masyarakat dapat memahami dampaknya dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun