Plered dan Keramik, dua kata yang seakan tak terpisahkan. Plered merupakan salah satu kecamatan di Purwakarta. Sejarah panjang Plered yang berasal dari kata palered. Menurut sejarahnya Keramik sebagai bentuk kerajinan di kawasan Plered ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kegiatan mengolah tanah liat menjadi gerabah diperkirakan sudah dimulai warga Plered sejak 1904.
Kegiatan tersebut diwariskan secara turun-menurun. Tak heran jika pembuatan gerabah sudah menjadi nafas hidup mereka berhari-hari. Awalnya, mereka membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan perkakas rumah tangga. Tetapi, perkembangan kemudian menunjuk bahwa produk kerajinan tangan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat. Sehingga Plered sangat identik dengan Keramik.
Keramik merupakan salah satu seni kriya yang diolah dari tanah liat. Keramik plered telah dikenal dari tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Kapasitas produksi setiap tahunnya rata-rata 7,2 juta gerabah dan keramik dengan gerabah dengan total nilai produksi Rp 17,5, miliar. Namun akhir -- akhir ini, industri keramik mengalami masa -- masa lesu sehingga mengakibatkan penurunan perekonomian.
Hal itu ditambah dengan kurangnya regenerasi pengrajin keramik yang diakibatkan oleh banyaknya masyarakat desa Plered yang menjadi buruh -- buruh pabrik yang ada di Purwakarta. Data yang tercatat di UPTD Litbang Keramik bahwa hanya terdapat 221 jumlah industri keramik saja.
Dengan adanya agenda peningkatan sektor pariwisata di Kota Purwakarta, maka seharusnya industry keramik di Desa Plered juga dapat ditingkatkan menjadi tujuan daya tarik daerah melalui Pengembangan Desa Wisata Industri Keramik. Pemerintah perlu serius dalam peningkatan desa wisata ini mengingat keramik plered merupakan sejarah dan identitas budaya Purwakarta.
Perlu adanya upaya peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata seperti perbaikan sarana jalan menuju Plered, perbaikan stasiun dan terminal Plered, penambahan homestay, perbaikan balai pelatihan keramik dan juga menata showroom untuk penjulan keramik plered sehingga terlihat menarik.
Selain itu juga perlu dikembangkan pula dari sector SDM antara lain peningkatan keterampilan pengrajin, pelatihan kelompok wisata, dan juga pelatihan untuk para generasi muda agar dapat melestarikan warisan budaya industry keramik di Plered tersebut. Pemerintah juga perlu memperkuat dari sector kelembagaan melalui pemberian modal baik berupa mesin ataupun kredit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H