Minggu pagi, kami berencana ke Solo untuk mengantar adik mengikuti suatu acara. Waktu yang ditempuh sekitar 1 jam dari tempat tinggal kami yaitu di Klaten. Setelah mengantar adik, kami pun ingin jalan - jalan ke taman yang cukup bersejarah di kota Solo yaitu Taman  Balekambang. Saya, istri dan anak kami pun segera menuju  ke Taman Balekambang.
Bagaimana sejarah Taman Balekambang?
Perlu anda ketahui bahwa nama Balekambang, berasal dari gabungan kata balé (Balai) dan kambang (Mengapung), hal itu dikarenakan terdapat sebuah balai diatas telaga. Karena balai yang mengapung tersebut terletak di antara pepohonan besar dan rindang, maka menjadi disebut taman. Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunagara VII pada 1921. Telaga yang terdapat di taman tersebut biasa disebut Partini Tuin, sebuah nama untuk mengabadikan putri pertama tercinta yang bernama Partini. Sedangkan hutan yang rindang dikawasan tersebut dinamanakan Partinah Bosch, yang merupakan putri kedua. Aneka kesenian tradisional, termasuk tarian dan sering digelar di sana, dan pentas ketoprak digelar rutin tiap malam.
Sesampai di lokasi ternyata sudah sangat ramai pengunjung, mungkin karena hari minggu jadi banyak yang sedang rekreasi. Setelah parkir denga tarif Rp 5000, kami memasuki kawasan taman balekambang. Ternyata masih seperti dulu yaitu GRATIS bagi pengunjung…. Asyik ya… He.,.
Memasuki gerbang taman balekambang, saya cukup heran dengan perubahan yang terjadi di Taman Balekambang. Hal itu karena dulu taman balekambang dikenal sebagai kawasan yang kumuh, kotor dan gelap. Tetapi sekarang sangat bagus dan cocok untuk dijadikan tempat rekreasi kelaurga terutama untuk anak – anak. Lama ga berkunjung ternyata banyak perubahan yang lebih baik…..
Disana dalam taman balekambang terdapat kolam renang untuk bermain anak, bebek air yang dapat memutari telaga, arena permainan anak, arena outbond dll. Kami sebenarnya ingin mencoba bebek air tetapi karena ada acara lain jadi belum sempat untuk mencoba. Mungkin  lain kali ya.. he.,.