#Fratellanza
#AgainstRacism
#CinoJowoSedulur
Tiga kalimat yang setiap hari kami  suarakan, saya dan teman-teman perjuangkan selama tiga tahun kami mengenyam pendidikan  di SMA Sedes Sapientiae  kota Semarang, Jawa Tengah.
Walau hidup di tanah jawa, sejak sekolah dasar hingga menengah atas saya bersekolah dengan kondisi dimana teman-teman saya lebih banyak mereka yang beretnis tionghoa, ketimbang mereka yang satu suku dengan saya.  Tapi itu bukan masalah bagi saya, toh kami sama-sama fasih berbahasa jawa. Tidak ada bedanya dalam benak saya.
Tetapi ketika masuk ke SMA suasananya berbeda, kami yang sudah mulai dewasa mulai menyadari perbedaan diantara kita. Muncullah jarak diantara kami yang mengganggap dirinya "jowo" dan mereka yang menganggap dirinya "cino". Tapi sejauh ini saya tetap mengganggap, kami masih sama, masih berbahasa jawa dan indonesia. Hal paling memungkinkan menurut saya kenapa ini terjadi karena ada kecemburuaan, bahwa koko-koko cina lebih ganteng dari kami mas-mas jawa.
Merasa prihatin, saya bersama segelintir teman saya dan beberapa pengajar, memanfaatkan komunitas suporter, kami membuat gerakan anti rasisme dengan semangat  Fratellanza (persaudaraan) kami menciptakan jargon #CinoJowoSedulur yang dalam bahasa indonesia berarti #CinaJawaBersaudara. Kami membagikan stiker dan membuat kaos untuk mengkampanyekan hal ini. Dengan harapan kami dapat menyamakan pandangan dengan teman-teman kami, bahwa kita baik jawa maupun cina, kita saudara, kita Indonesia.
Bangsa cina sudah datang ke Indonesia beratus-ratus abad yang lalu dan kita merdeka sudah 73 tahun dan kita masih menganggap mereka sebagai pendatang, sebagai orang asing, sebagai produk import. Toh mereka datang ke Indonesia juga bukan cuma numpang tidur, mereka juga andil besar bagi negara kita.
Hei kalian perokok aktif yang kalau merokok asapnya gatau aturan, mau merokok pake apa kalian jika Oei Wie Gwan tidak mendirikan Djarum.  Dan mungkin kita masih  harus kerokan ketika masuk angin, jika Siem Thiam Hie dengan Sidomunculnya tidak menemukan jamu tolak angin.
Ayo menjadi lebih dewasa dengan mau menerima perbedaan. Tidak peduli dari nenek moyang yang mana, tidak peduli warna kulit kita apa, jangan tertipu, KITA SAMA, KITA INDONESIA!!