Mohon tunggu...
Hanung Aria Pamungkas
Hanung Aria Pamungkas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nama saya Hanung Aria Pamungkas, saya berusia 20 tahun dan memiliki hobi bermain futsal, lari dan bercocok tanam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Pertanian Perkotaan sebagai Swasembada Pangan Keluarga

3 November 2023   23:59 Diperbarui: 4 November 2023   01:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai permasalahan lingkungan kian hari semakin banyak. Berbagai isu mengenai berkurangnya lahan pertanian hingga melonjaknya harga pangan saat ini menjadi permasalahan yang saat ini menjadi perhatian masyarakat di Indonesia. 

Solusi dalam mengatasi keterbatasan lahan ini yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada dengan semaksimal mungkin. Seperti bercocok tanam pada daerah perkotaan, seperti yang kita ketahui bahwa lahan pada daerah perkotaan yang minim membuat masyarakat perkotaan tidak dapat melakukan kegiatan bercocok tanam. 

Begitu pentingnya gizi bagi masyarakat sehingga negara menganggap persoalan gizi sebagai topik wajib. Ketahanan pangan suatu negara merupakan indikator kedaulatan negara tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, adil dan praktis. . 

Oleh karena itu, FAO telah menyatakanbahwa kondisi ketahanan pangan harus memenuhi empat (4) unsur, yaitu: ketersediaan pangan yang cukup, 2) stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi selain dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, 3) ketersediaan/aksesibilitas pangan. bahan dan 4) mutu/keamanan bahan pangan yang digunakan. Sumber pangan tidak selalu berasal dari model tradisional yang membutuhkan lahan luas.Namun dia juga tahu bagaimana beradaptasi dengan kehidupan kota. 

Misalnya saja model pertanian perkotaan yang saat ini sedang dikembangkan. Pertanian perkotaan diartikan sebagai konsep transisi dari pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Faktor pembedanya adalah pembuatnya dan media tanamnya. Kegiatan pertanian perkotaan atau yang lebih dikenal dengan urban farming masih jarang dilakukan oleh masyarakat, terutama di perkotaan.Ada yang berpendapat bahwa pertanian berarti lahan yang luas, sawah, dan lain-lain.

Itu sebabnya beberapa orang tidak menyukainya. Padahal, jika kita memperhitungkan bahwa pertanian perkotaan merupakan konsep pertanian yang dapat diterapkan di perkotaan dan jika diterapkan sangat berguna dalam mengurangi pengeluaran belanja bulanan rumah tangga.Memberikan edukasi dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa pertanian dapat dilakukan di perkotaan dengan lahan yang terbatas.

Model pertanian perkotaan seperti hidroponik 

Hidroponik merupakan salah satu model dari implementasi pertaian perkotaan, yaitu menanamtanaman dengan air dan tanpa tanah sebagai substrat. Dengan terpenuhinya kebutuhan unsur hara, tanaman apapun dapat tumbuh dengan baik meski tidak membutuhkan tanah. Selain nutrisi, ada hal lain yang perlu diperhatikan seperti kebutuhan oksigen, air, dan sinar matahari.

Bagi masyarakat yang saat ini belum memanfaatkan pekarangan yang ada untuk dapat di tanami tanaman, sayur-sayuran dan lain-lain. Hal tersebut dapat mengurangi pengeluaran kehidupan sehari-hari

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun